Menurut Ambar Pertiwi, kepala Stasiun Riset Bekantan – Pulau Curiak, ini adalah kelahiran pertama bayi bekantan di kawasan Stasiun Riset Bekantan diawal tahun 2021 ini. Jadi sekarang populasinya menjadi 28 ekor yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok Alpa dan kelompok Bravo. Berarti terjadi peningkatan populasi 100% selama kurun waktu 5 tahun yang sebelumnya hanya dihuni oleh 14 individu bekantan.
Kok hanya seekor? Ya begitulah Bekantan, kan tidak bertelur, sehingga proses perkembangbiakannya dengan melahirkan. Makanya agak sulit memelihara Bekantan, yakni tidak bisa ditangkarkan, namun dilepasliarkan, dan beranak pinak tidak dapat cepat banyak.
MENGAPA HARUS DIJAGA
Bekantan kalau kita di Jogja, paling bisa melihat di bonbin kan ya. Jakarta pun demikian, Bandung, Surabaya, ya paling di bonbin. Nah, kalau di Curiak ini, kita bisa melihat langsung di habitatnya. Pak Fery Lens menjelaskan mengapa kita perlu menjaga keberlangsungan hidup Bekantan ini:
"Bekantan yang merupakan satu dari dua spesies anggota Genus Nasalis ini sebenarnya terdiri atas dua subspesies yaitu Nasalis larvatus larvatus dan Nasalis larvatus orientalis. Nasalis larvatus larvatus terdapat dihampir seluruh bagian pulau Kalimantan sedangkan Nasalis larvatus orientalis terdapat di bagian timur laut dari Pulau Kalimantan.
Satwa yang oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Terancam” (Endangered) merupakan satwa endemik pulau Kalimantan. Satwa ini dijadikan maskot (fauna identitas) provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan SK Gubernur Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990.
Konservasi Bekantan. Bekantan (Nasalis larvatus) oleh IUCN Redlist sejak tahun 2000 dimasukkan dalam status konservasi kategori Endangered (Terancam Kepunahan) setelah sebelumnya masuk kategori “Rentan” (Vulnerable; VU). Selain itu Bekantan juga terdaftar pada CITES sebagai Apendix I (tidak boleh diperdagangkan secara internasional).
Pada tahun 1987 diperkirakan terdapat sekitar 260.000 Bekantan di Pulau Kalimantan saja tetapi pada tahun 2008 diperkirakan jumlah itu menurun drastis dan hanya tersisa sekitar 25.000. Hal ini disebabkan oleh banyaknya habitat yang mulai beralih fungsi dan kebakaran hutan yang sempat menggejala di mana-mana."
PEKERJAAN RUMAH BESAR
Pelestarian Bekantan adalah pekerjaan besar yang luar biasa. Riset juga masih sangat terbuka. Ada loh, daun makanan Bekantan yang diyakini menyebabkan, maaf, ereksi Bekantan menjadi sangat lama sekali, bisa sampai 5 - 7 jam bahkan setelah proses perkawinan bekantan. Belum diteliti, apakah ini juga berdampak sama ke manusia. Jika berhasil ditemukan, dan terbukti, waduhhh...... dahsyat pastinya kan... bisa kewalahan pabrik jamu kuat di Banjarmasin.
Demikian sekian liputan dari Banjarmasin Kota Seribu Sungai, Nan Bungas menawan hati. Meski demikian, tantangan tersendiri bagi aktivis lingkungan karena sedimentasi di mana-mana, sungai perlu kontinyu dikeruk untuk juga dipelihara kedalamannya. (11.01.2021/Endepe )