Beberapa minggu terakhir saya memposting foto-foto alam sekitar tempat saya tinggal. Isinya seperti gambar ini, banyak salju dan es.
Tidak sedikit kawan yang berkomentar betapa dinginnya gambar yang saya posting. Beberapa kawan menyatakan bahwa mereka tidak kuat dingin.
Memang lokasi tempat tinggal saya sekarang cukup ekstrim dinginnya. Kemarin temperatur drop sampai -15 derajat. Pengalaman saya pribadi pernah sampai -25.
Penduduk lokal punya pepatah, det finnes ikke drlig vr, bare drlige klr! yang artinya: Tidak ada cuaca yang buruk (atau ekstrim), hanya pakaian yang kurang cocok. Artinya, kalau tahu dingin, kenakanlah pakaian yang sesuai/memadai.
Biasanya orang lokal menyarankan kami setidaknya mengenakan tiga lapis pakaian. Salah satu yang penting adalah pakaian dalam (underwear) yang baik kualitasnya. Pakaian dalam biasanya terdiri dari dua potong, atasan (sleeve) dan bawahan (long). Untuk kondisi tertentu bisa juga berupa terusan.
Di atas pakaian dalam, biasanya kami mengenakan pakaian yang biasa dikenakan sehari-hari, kemeja, atau kaos. Kemudian sweater, pullover atau hoodies. Lapisan paling luar, jaket.
Tips lain yang tidak kalah penting adalah melindungi sekujur tubuh, mulai dari ujung kepala sampai ujung jari kaki dengan baik. Seluruh bagian tubuh meliputi: kepala, telinga, leher, tangan, dan kaki. Setiap bagian yang disebutkan tsb. mempunyai perlengkapannya sendiri-sendiri.
Kepala dan telinga bisa dirangkap dengan satu tutup kepala. Syal digunakan untuk melindungi leher. Kaos kaki (wool) dan sepatu khusus musim dingin dibutuhkan untuk melindungi kaki dari dingin, dan salju yang mungkin secara tidak sengaja masuk.
Perlengkapan (pakaian) musim dingin ini cukup rumit, dan banyak macamnya. Tergantung cuaca: basah, kering, salju, es, seberapa dingin temperaturnya (sd -10, -20 atau -40), kecepatan angin, kegiatan atau aktivitasnya dan seberapa lama kita akan berada di luar.
Intinya kita harus bersiap atas segala kemungkinan yang ada.