Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Januari 2021

7 Januari 2021   04:45 Diperbarui: 7 Januari 2021   15:56 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang Dunia III sejatinya sudah terjadi dengan amunisi virus yang ternyata memangsa lawan dan kawan (foto: kompas.com) 

Bulan awal tahun 2021 ini, di sekitar kita, menimpa saudara rekan sahabat tetangga, masyarakat kita, 

Masih banyak berita korban pandemi

Bertubi tubi 

Di semua lini 

Hampir putus asa sahabat saudara kolegaku yang menangani ini, 

Apakah yang sering berdoa dijamin bebas dari ini?

Banyak tokoh religi juga berjuang karena dibelit virus ini,

Apakah yang sering olah raga dijauhi oleh virus mematikan ini?

Tidak ada yang berani menjamin

Apakah miskin kaya desa kota laki-laki wanita tua muda anak-anak?

Hampir semua telah didatangi, sebagian sudah berpulang ke haribaan Ilahi

Apakah ini yang sebenarnya perang dunia III ?

Dimulai berita Wuhan Desember 2019, mulai merayap menyebar Maret 2020, 

Hingga kini Januari 2021,

Belum ada titik-titik tuntas, meski vaksin sudah mulai dibagi dengan janji yang sangat terbatas,

Vaksin tidak menyembuhkan, hanya memperkuat stamina, diharapkan tidak melemah tubuh ketika terinfeksi virus,

Dapatkah engkau membayangkan, sebuah perusahaan di mana direktur utama dan direktur operasinya dirawat di ICU?

Karena covid19?

Sebelumnya direktur keuangannya wafat karena Covid19, setelah sebelumnya mama nya juga wafat dalam jarak satu minggu?

Dan tes dilakukan dengan hasil 40 pegawainya semua terpapar covid19?

Januari 2021, perang dunia III melawan Covid19, 

Dapatkah engkau membayangkan, seorang rektor perguruan tinggi negeri, ada juga swasta, dinyatakan reaktif Covid19?

Lantas semua pintu masuk dan aktivitas harus berhenti?

Januari 2021, 

Dapatkah engkau membayangkan, gubernurnya terkena Covid19 setelah sebelumnya bupatinya wafat karena covid19?

Apakah covid19 memang mematikan, atau kah dia yang selalu dikambinghitamkan atas semua kematian ini?

Yang jelas Januari 2021, awal tahun yang memaksa kita semua untuk tetap waspada, 

Tidak boleh takabur, 

Karena virus masih belum mau kabur..

Hanya pasrah sumarah yang dapat kita lakukan, 

Dengan tetap ikhtiar; gunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, disiplin protokol kesehatan, 

Nutrisi yang seimbang, banyak minum air hangat, istirahat cukup, tetap beribadah dengan disiplin, 

Jika semua sudah dilakukan, 

Dan akhirnya kita wafat dengan atau tanpa gejala, 

Semoga husnul khatimah, 

Kematian adalah sebuah kepastian, sayangnya waktu kedatangan tidak ada pemberitahuan, 

Kecuali berita dari wabah pandemi ini... sebuah warta dari langit bahwa hidup itu sendiri adalah sebuah kesempatan, 

Untuk terus berbuat baik, 

Karena setiap saat, mendadak tubuhmu bisa demam, lidah kelu tanpa rasa, badan menggigil dan harus karantina, 

Dan risiko sekarat, atau wafat....

Dan ribuan sudah menjadi korban, atau memang sudah menjadi titik penghabisan, 

JAnuari 2021,..... ketika makhluk kecil menghantam peradaban manusia tanpa gegap gempita

Menyusup ke dalam rongga dada, membuat bercak putih menutup saluran pernafasan..

Semoga Allah melindungi kita semua.......

........................... 070122021/Endepe 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun