Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hermes dan Museum Fatahillah

2 Januari 2021   04:10 Diperbarui: 2 Januari 2021   04:42 2041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni mural di kompleks museum yang menjadi 3 dimensi ketika difoto, mirip mural di Penang, Malaysia (Dokpri) 

Apa yang menarik pada museum Sejarah Jakarta, yang lebih dikenal sebagai museum Fatahillah? Pasti sejarah di balik itu yang mengundang kuriositi, keingintahuan yang menderu deru. Berikut potongan-potongan cerita saya ketika mengunjungi museum itu beberapa waktu yang lalu dengan protokol yang ketat. 

Penjara Bawah Tanah 

Dapatkah kita bayangkan di sebuah ruangan 4x6 dengan ketinggian 1,5 meter, dihuni oleh 30 sampai dengan 50 orang? Lantas, tidak ada sanitasi, toilet, dan dipan untuk tidur? 

Bergidik bulu kuduk kita melihatnya. Berdasarkan kisah pemandu wisata, banyak tahanan yang mati sebelum diadili karena sakit typus, diare, dengan kamar yang memang menyeramkan. Kaki dipasangi batu besi dengan besaran sesuai kesalahan, dan berak pipis di tempat. 

Beruntungnya kita hidup di era 2000an ini, dan beruntunglah kita tidak masuk penjara. Tidak ada penjara yang nyaman, kecuali di Skandinavia yang berlimpah fasilitas gym, perpustakaan, ransum sehat, dan kamar yang berventilasi. Sampai ada migran yang lebih senang di penjara ketimbang di luar.

Seni mural di kompleks museum yang menjadi 3 dimensi ketika difoto, mirip mural di Penang, Malaysia (Dokpri) 
Seni mural di kompleks museum yang menjadi 3 dimensi ketika difoto, mirip mural di Penang, Malaysia (Dokpri) 

Museum Wayang

Museum ini dulunya adalah gereja, dan di belakang ada makam dari tokoh VOC, Jan Pieterzon Coen. Gubernur Jenderal Belanda yang kesohor sebagai penakluk Batavia, dan juga menyeramkan karena membantai rakyat Banda sebagai balas dendam karena dulunya rombongan JP Coen juga dibantai sebagai akibat dari perang perebutan barang dagangan lada. 

Jadi, di museum wayang ini bukannya kita sibuk memperhatikan wayang, namun asyik menelusuri cerita-cerita di balik gedung sebelum eksis sebagai museum. Sebuah gereja tua di jaman Belanda, dan makam yang tinggal papan nama, karena konon jenazah sudah dipindahkan ke lokasi yang lain.

Sejarah panjang VOC dari kejayaan hingga keruntuhan (Dokpri) 
Sejarah panjang VOC dari kejayaan hingga keruntuhan (Dokpri) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun