Apa yang menarik pada museum Sejarah Jakarta, yang lebih dikenal sebagai museum Fatahillah? Pasti sejarah di balik itu yang mengundang kuriositi, keingintahuan yang menderu deru. Berikut potongan-potongan cerita saya ketika mengunjungi museum itu beberapa waktu yang lalu dengan protokol yang ketat.
Penjara Bawah Tanah
Dapatkah kita bayangkan di sebuah ruangan 4x6 dengan ketinggian 1,5 meter, dihuni oleh 30 sampai dengan 50 orang? Lantas, tidak ada sanitasi, toilet, dan dipan untuk tidur?
Bergidik bulu kuduk kita melihatnya. Berdasarkan kisah pemandu wisata, banyak tahanan yang mati sebelum diadili karena sakit typus, diare, dengan kamar yang memang menyeramkan. Kaki dipasangi batu besi dengan besaran sesuai kesalahan, dan berak pipis di tempat.
Beruntungnya kita hidup di era 2000an ini, dan beruntunglah kita tidak masuk penjara. Tidak ada penjara yang nyaman, kecuali di Skandinavia yang berlimpah fasilitas gym, perpustakaan, ransum sehat, dan kamar yang berventilasi. Sampai ada migran yang lebih senang di penjara ketimbang di luar.
Museum Wayang
Museum ini dulunya adalah gereja, dan di belakang ada makam dari tokoh VOC, Jan Pieterzon Coen. Gubernur Jenderal Belanda yang kesohor sebagai penakluk Batavia, dan juga menyeramkan karena membantai rakyat Banda sebagai balas dendam karena dulunya rombongan JP Coen juga dibantai sebagai akibat dari perang perebutan barang dagangan lada.
Jadi, di museum wayang ini bukannya kita sibuk memperhatikan wayang, namun asyik menelusuri cerita-cerita di balik gedung sebelum eksis sebagai museum. Sebuah gereja tua di jaman Belanda, dan makam yang tinggal papan nama, karena konon jenazah sudah dipindahkan ke lokasi yang lain.
Patung Hermes
Hermes dikisahkan sebagai adik Hercules s anak dewa Zeus dalam mitologi Yunani dengan sayap dan kemampuan yang jelas sebagai dewa. Ini disimbolkan sebagai kemenangan dan kebebasan, dan hoki, sehingga diletakkan di kawasan museum Fatahillah yang dulunya juga kantor VOC.
Patung Hermes yang ada memang hanya replika, namun menyimpan kisah yang mengharu biru sebuah gedung yang sempat jadi kantor VOC, kantor Jepang, dan sekarang museum.
Menghadapi Tahun 2021
Apakah kita di tahun 2021 akan bernasib sama seperti penghuni penjara bawah tanah di museum Fatahillah? Wah... seram jika demikian, namun keberuntungan semoga ada di tangan kita, seperti patung Hermes yang masih eksis meskipun hanya replika. Pandemi covid19 masih ada di era normal baru, dan kita tidak tahu kapan akan berakhir. Namun kita juga tahu, semua ada masanya. VOC dulu sangat kuat dan solid, akhirnya runtuh dan zaman kejayaan berakhir. Covid19 saat ini mendominasi hampir semua penjuru dunia, sampai saya ikut monitor di Kanada juga rakyatnya berseteru antara warga negara, di mana saling merasa berhak untuk divaksin, sementara vaksin sebagian diprioritaskan yang berusia di bawah 50 tahun, atau di bawah 60 tahun, sehingga awa warga yang berusia di atas 60 tahun merasa dianaktirikan.
Teriring doa semoga umat manusia bisa melewati pandemi Covid19 ini dengan sehat bahagia selalu. (02.01.2020/Endepe)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI