Meniti perjalanan dari Jogja, jarak ditempuh sekitar 350 kilometer. Ya lebih kurang, sebab saya juga mampir ke Kuningan untuk silaturahim dengan seorang pimpinan pondok pesantren. Alhamdulillah semua diparingi lancar, meski ya kadang nyasar sedikit sedikit belok belok karena masuk kawasan pedesaan.
Jangan salah, kami berempat juga tes swab antigen di lab sebelum traveling, dan dinyatakan negatif. Biaya @ Rp. 450 ribu, agak mahal dibandingkan dengan lab lain yang ada melayani dengan biaya @ Rp. 250 ribu. Surat lengkap. Istri saya malahan PCR langsung, dan juga negatif. Biaya PCR nya Rp. 900 ribu. BAgi yang minat, monggo menghubungi lab-lab terdekat, sehingga traveling akan aman baik dari sisi kesehatan, maupun sweeping aparat ya.. Hehe... dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Memasuki Cirebon, rasanya ya agak sedih juga. Kota lama yang sudah terkenal di jaman baheula, kok belum nampak apa ciri khasnya. Keunikan dan sentuhan etnisnya, belum menonjol dibandingkan, misalnya, Yogya dan Solo. Sebagian jalan tergenang karena hujan, menunjukkan drainase belum bekerja dengan optimal.
Rumput rumput taman kota, pinggir jalan, sebagian masih rimbun. Pohon pohon yang rindang dekat stasiun Prujakan Cirebon, terlalu rimbun belum dirapikan selulur dahan rantingnya. Perilaku pengendara menyerobot jalan masih terlihat, kalau ini teh mungkin sama ya dengan yang lain.
Intinya, pengaturan Dinas Taman Kota belum optimal. Perlu belajar ke Surabaya untuk ini, sehingga kalau kita masuk ke sebuah kota, cara melihat aparatur negara bekerja beneran atau tidak, cukup dengan melihat taman kota, jalan yang rapi bersih, saluran air yang bekerja dengan baik, dan perilaku masyarakat yang teratur.
Cirebon masih perlu berbenah untuk menjadi aikon wisata yang handal.
Sudah banyak yang mengulas mengenai nasi jamblang ini. Namun ya karena pagi ini, 25 Desember 2020 saya berada di Cirebon, ikut berkisah kisah deh mengenai nasi jamblang.
Lokasi yang saya pilih adalah nasi jamblang Bu Nur, di jalan cangkring 2 no. 34 kecamatan kejaksan Cirebon Jawa Barat 45123. Nah, lengkap kan... yang penasaran bisa ke sini secepatnya.. hehe.. jika sempat ketemu saya, saya yang traktir boleh deh....
Banyak yang mengira jika kuliner ini, terasuk saya, disebut-sebut berasal dari tumbuhan, buah, lauk, atau apa sejenis khusus atau pohon jamblang. Namun ternyata, tidak ada kaitannya sama sekali. Ciri khas nasi jamblang yang dialasi daun jati, mungkin itu yang membuat terkenal. Namun sejarahnya, nasi jamblang dikenal sebagai ransum untuk tenaga kerja paksa jaman Daendels tahun 1808..., lama banget ya..., dan abadi nasi jamblangnya sampai sekarang. Namun ternyata, diketahui jika kata ‘Jamblang’ diambil dari nama sebuah desa di sebelah barat Kota Cirebon, yaitu Desa Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini merupakan sentra dari kuliner Cirebon yang khas.
Apa isi nasi jamblang: nasi biasa dengan lauk khas menu jawa juga, ada daging, tahu, jerohan, gorengan, dan lain-lain. Saya mengambil yang agak khas, menurut saya loh,... yakni taucho atau yang doeloe saya kenal sebagai gude (e dibaca kayak enak), sate kenthang, pepes rajungan, dan ikan asin dengan buah mentimun sebagai penawarnya. Teh manis anget, ya itu biasa kan... tapi tetap diperlukan.
Citra Kota Wisata
Branding Cirebon sebagai kota lama, perlu benar-benar dipercantik dengan promosi Kota Wisata. Apalagi sedang gencar, dan akan semakin gencar, promosi Wisata Halal. Cirebon yang penuh jejak Sultan Kasepuhan, Sultan Kanoman, Sultan Kacirebonan, dan sekitarnya, perlu semakin dipoles agar menjadi tujuan wisata. Apalagi dekat tol dan dekat Jakarta, harusnya Cirebon semangkin top mrakotop dunk... apalagi juga jalur kereta api yag sibuk, potensi visitor yang bagus.
Bapak Ibu aparatur negara di Cirebon, jika perlu bikin dunk jalan khusus pedestrian kayak di Malioboro Yogyakarta, sehingga pengembangan ekonomi wisata akan semangkin ciamik.
Nasi jamblang pun perlu dibuat misalnya Festival Makan Nasi Jamblang untuk memecahkan rekor MURI misalnya.... promo wisata yang sangat bagus untuk ekonomi kerakyatan.
Semoga semakin sejahtera rakyat Cirebon, dan Selamat Merayakan Natal bagi sahabat Kristiani di mana pun berada. (25.12.2020/ndp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H