Banyak yang mengira jika kuliner ini, terasuk saya, disebut-sebut berasal dari tumbuhan, buah, lauk, atau apa sejenis khusus atau pohon jamblang. Namun ternyata, tidak ada kaitannya sama sekali. Ciri khas nasi jamblang yang dialasi daun jati, mungkin itu yang membuat terkenal. Namun sejarahnya, nasi jamblang dikenal sebagai ransum untuk tenaga kerja paksa jaman Daendels tahun 1808..., lama banget ya..., dan abadi nasi jamblangnya sampai sekarang. Namun ternyata, diketahui jika kata ‘Jamblang’ diambil dari nama sebuah desa di sebelah barat Kota Cirebon, yaitu Desa Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini merupakan sentra dari kuliner Cirebon yang khas.
Apa isi nasi jamblang: nasi biasa dengan lauk khas menu jawa juga, ada daging, tahu, jerohan, gorengan, dan lain-lain. Saya mengambil yang agak khas, menurut saya loh,... yakni taucho atau yang doeloe saya kenal sebagai gude (e dibaca kayak enak), sate kenthang, pepes rajungan, dan ikan asin dengan buah mentimun sebagai penawarnya. Teh manis anget, ya itu biasa kan... tapi tetap diperlukan.
Citra Kota Wisata
Branding Cirebon sebagai kota lama, perlu benar-benar dipercantik dengan promosi Kota Wisata. Apalagi sedang gencar, dan akan semakin gencar, promosi Wisata Halal. Cirebon yang penuh jejak Sultan Kasepuhan, Sultan Kanoman, Sultan Kacirebonan, dan sekitarnya, perlu semakin dipoles agar menjadi tujuan wisata. Apalagi dekat tol dan dekat Jakarta, harusnya Cirebon semangkin top mrakotop dunk... apalagi juga jalur kereta api yag sibuk, potensi visitor yang bagus.
Bapak Ibu aparatur negara di Cirebon, jika perlu bikin dunk jalan khusus pedestrian kayak di Malioboro Yogyakarta, sehingga pengembangan ekonomi wisata akan semangkin ciamik.
Nasi jamblang pun perlu dibuat misalnya Festival Makan Nasi Jamblang untuk memecahkan rekor MURI misalnya.... promo wisata yang sangat bagus untuk ekonomi kerakyatan.
Semoga semakin sejahtera rakyat Cirebon, dan Selamat Merayakan Natal bagi sahabat Kristiani di mana pun berada. (25.12.2020/ndp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H