Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Icip-Icip Nasi Jamblang Cirebon

25 Desember 2020   08:50 Diperbarui: 27 Desember 2020   22:22 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taucho, tahu, pepes rajungan, sambel, timun di menu nasi jamblang (Dokpri)

Banyak yang mengira jika kuliner ini, terasuk saya, disebut-sebut berasal dari tumbuhan, buah, lauk, atau apa sejenis khusus atau pohon jamblang. Namun ternyata, tidak ada kaitannya sama sekali.  Ciri khas nasi jamblang yang dialasi daun jati, mungkin itu yang membuat terkenal. Namun sejarahnya, nasi jamblang dikenal sebagai ransum untuk tenaga kerja paksa jaman Daendels tahun 1808...,  lama banget ya..., dan abadi nasi jamblangnya sampai sekarang.  Namun ternyata, diketahui jika kata ‘Jamblang’ diambil dari nama sebuah desa di sebelah barat Kota Cirebon, yaitu Desa Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini merupakan sentra dari kuliner Cirebon yang khas. 

Apa isi nasi jamblang:  nasi biasa dengan lauk khas menu jawa juga, ada daging, tahu, jerohan, gorengan, dan lain-lain. Saya mengambil yang agak khas, menurut saya loh,... yakni taucho atau yang doeloe saya kenal sebagai gude (e dibaca kayak enak), sate kenthang, pepes rajungan, dan ikan asin dengan buah mentimun sebagai penawarnya. Teh manis anget, ya itu biasa kan... tapi tetap diperlukan. 


Citra Kota Wisata 

Branding Cirebon sebagai kota lama, perlu benar-benar dipercantik dengan promosi Kota Wisata. Apalagi sedang gencar, dan akan semakin gencar, promosi Wisata Halal. Cirebon yang penuh jejak Sultan Kasepuhan, Sultan Kanoman, Sultan Kacirebonan, dan sekitarnya, perlu semakin dipoles agar menjadi tujuan wisata. Apalagi dekat tol dan dekat Jakarta, harusnya Cirebon semangkin top mrakotop dunk... apalagi juga jalur kereta api yag sibuk, potensi visitor yang bagus.

Bapak Ibu aparatur negara di Cirebon, jika perlu bikin dunk jalan khusus pedestrian kayak di Malioboro Yogyakarta, sehingga pengembangan ekonomi wisata akan semangkin ciamik. 

Nasi jamblang pun perlu dibuat misalnya Festival Makan Nasi Jamblang untuk memecahkan rekor MURI misalnya.... promo wisata yang sangat bagus untuk ekonomi kerakyatan.

Semoga semakin sejahtera rakyat Cirebon, dan Selamat Merayakan Natal bagi sahabat Kristiani di mana pun berada. (25.12.2020/ndp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun