Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sedekah untuk Bill Gates

22 November 2020   04:48 Diperbarui: 22 November 2020   05:17 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bill Gates (Foto: kompas.com) 

Adakah yang lebih kaya dari Bill Gates? Saya menuliskan ulang kisah ini membuat dada saya bergemuruh.  Agak sesak menahan haru. 

BAgaimana mungkin, konsep sedekah biarpun masih dalam kondisi miskin? Bagaimana mungkin, orang miskin bersedekah kepada orang yang sebenarnya lebih kaya, namun tidak pernah berhasrat untuk meminta imbalan, semata karena ingin berbuat baik sebagai sesama manusia?

***

Alkisah Bill Gates sebelum terkenal dan kaya seperti sekarang ini. Bill Gates saat ini dengan Microsoft sebagai sumber kekayaan utamanya, Gates berhasil menghimpun harta tidak kurang dari senilai US$98 miliar (sekitar Rp1,6 kuadriliun). Cape deh... hitung saja bunga berbunga tanpa harus bekerja. Belum lagi riset-riset yang pada akhirnya akan menghasilkan uang juga. 

Para penggemarnya pada suatu ketika beraudiensi dengan Bill Gates. Seseorang bertanya, jika anda sekaya itu, ada gak orang yang lebih kaya dari anda? 

Bill Gates tercenung, dan berpikir keras. Lantas dia tersenyum, dan beginilah kisahnya; 

****

Nah, ketika itu Bill Gates belum kaya. Sedang berada di bandara New York, melihat tukang koran. Mau beli, ternyata di dompetnya tidak ada uang kecil. Bahkan, uang besar juga tidak membawa, alias ya katakanlah masih miskin. Gak percaya kan, Bill Gates pernah miskin. Ya, percaya saja, karena ini kisah dari Bill Gates sendiri. 

Bill Gates memandang tukang koran itu dan berkata, "Aku ingin beli koranmu, tapi aku tidak ada uang kecil."

Tukang koran memandang dengan kasihan. "Ya udah, nih bawa saja koran ini, saya berikan ke kamu gratis, "kata tukang koran.

Bill Gates berterima kasih, dan asyik membaca koran tersebut. Tukang koran hanya sepintas melirik, dna melanjutkan aktivitas berjualannya. Tampak melupakan begitu saja dia memberikan koran kepada orang yang tidak dikenal.

Selanjutnya, 3 minggu kemudian, kok ya isa isanya oom Bill ini ke Bandara New York, dan lagi-lagi tidak membawa uang kecil. Dan dasar orang intelek, dan belum ada era smart phone atau internet ketika itu, melihat tukang koran si Om Bill ini kembali berhasrat  ingin membacanya. Dan mengulangi kata 3 minggu yang lalu bagaikan de javu, si oom bilang, "Mas, saya ingin baca koranmu, tapi kok saya lagi-lagi gak punya uang kecil, "keluh si oom sambil bergaya memelas 'kali ya.. Hehehe..

Dasar tukang koran yang gagah dan agak-agak sok kaya meskipun baik hatinya, berkata, "Udah oom... ini koran kau ambil saja, gratis lagi.. Saya masih banyak untung dari jualan koran ke orang yang lain."

si Om Bill tampak senang dan kembali asyik membaca. Si tukang koran tersenyum, senang bisa menolong penumpang bergaya kere (hehe...becanda lhoo...), yang tidak punya uang kecil padunya pingin koran gratisan. 

***

Sembilan belas tahun berlalu. Bill Gates kaya raya dengan hak paten microsoft, dan bisnis di bidang teknologi informasi. si Oom Bil ini kembali ke Bandara New York. Jadi ingat dengan si tukang koran itu. Dicarinya, hingga ketemu. 

"Mas, sampeyan masih inget saya, "kata Bill Gates bertanya kepada si tukang koran.

"Iya lah.. emang kenapa oom, "tanya si tukang koran.

"Lho... sombong juga kau ya... Hehehe... gini... sampeyan kenal saya gak seh...., "tanya Bill Gates kepada tukang koran tersebut.

Si tukang koran tersenyum dan bilang dengan biasa saja.

"Iya dunk.... oom ini kan Bill Gates kan... horang kayah dan terkenal seantero duniyahhh..., "sahut si tukang koran tanpa ada beban.

Bill Gates penasaran dan berkata, "Jika demikian, sampeyan pasti ingat 19 tahun yang lalu suka ngasih koran gratis kepada saya kan. Saya ingin membalasnya.. Katakan sesuatu, apa yang sampeyan inginkan. Saya akan penuhi permintaan sampeyan sekarang juga."

Bill Gates yakin bisa membalas kebaikan tukang koran saat ini. Si tukang koran ini mungkin waliyullah yang sedang nyamar ya... kok malah menjawab, "Ooom, bagaimana mungkin anda bisa membalas kebaikan saya yang dulu, saya tidak ingin dibalas, dan kondisinya sangat tidak seimbang. Saya memberikan koran saya, padahal saya ini miskin. Saya bersedekah untuk  orang yang sedang membutuhkan, padahal saya bukan orang yang berkelebihan. Sekarang anda mau membalas itu, sementara anda adalah orang kaya sekaya kayanya, wah... tidak imbang. Lupakan saja, saya ikhlas kok nyumbang koran ke sampeyan." ujar si tukang koran dengan tulus jujur tanpa ada kesan dibuat-buat.

Bill Gates tampak terkejut dan terdiam. 

Sejak saat itu, Bill Gates tahu, ada orang yang lebih kaya dari dia. Yakni si tukang koran itu.


***

Bagaimana dengan moralitas cerita. Kompasianer pasti dah pinter-pinter dah. Intinya selalu ada orang baik di dunia ini, yang berbuat baik karena ingin berbuat baik saja. Bukan ingin dibalas. Ikhlas. Tulus. Dan kisah  Bill Gates itu adalah true story. 

Jangan pernah merasa lelah untuk berbuat baik. Dan cukuplah Tuhan yang akan membalas kebaikan kita. 

Ya Allah... telah kutuliskan kisah ini, sebagai sedekah saya untuk manusia.. agar semua semakin ikhlas beribadah kepada Mu..., berbuat baik kepada  sesama manusia, karena demikian Engkau firmankan. (22.11.2020/ndp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun