Bill Gates berterima kasih, dan asyik membaca koran tersebut. Tukang koran hanya sepintas melirik, dna melanjutkan aktivitas berjualannya. Tampak melupakan begitu saja dia memberikan koran kepada orang yang tidak dikenal.
Selanjutnya, 3 minggu kemudian, kok ya isa isanya oom Bill ini ke Bandara New York, dan lagi-lagi tidak membawa uang kecil. Dan dasar orang intelek, dan belum ada era smart phone atau internet ketika itu, melihat tukang koran si Om Bill ini kembali berhasrat ingin membacanya. Dan mengulangi kata 3 minggu yang lalu bagaikan de javu, si oom bilang, "Mas, saya ingin baca koranmu, tapi kok saya lagi-lagi gak punya uang kecil, "keluh si oom sambil bergaya memelas 'kali ya.. Hehehe..
Dasar tukang koran yang gagah dan agak-agak sok kaya meskipun baik hatinya, berkata, "Udah oom... ini koran kau ambil saja, gratis lagi.. Saya masih banyak untung dari jualan koran ke orang yang lain."
si Om Bill tampak senang dan kembali asyik membaca. Si tukang koran tersenyum, senang bisa menolong penumpang bergaya kere (hehe...becanda lhoo...), yang tidak punya uang kecil padunya pingin koran gratisan.
***
Sembilan belas tahun berlalu. Bill Gates kaya raya dengan hak paten microsoft, dan bisnis di bidang teknologi informasi. si Oom Bil ini kembali ke Bandara New York. Jadi ingat dengan si tukang koran itu. Dicarinya, hingga ketemu.
"Mas, sampeyan masih inget saya, "kata Bill Gates bertanya kepada si tukang koran.
"Iya lah.. emang kenapa oom, "tanya si tukang koran.
"Lho... sombong juga kau ya... Hehehe... gini... sampeyan kenal saya gak seh...., "tanya Bill Gates kepada tukang koran tersebut.
Si tukang koran tersenyum dan bilang dengan biasa saja.
"Iya dunk.... oom ini kan Bill Gates kan... horang kayah dan terkenal seantero duniyahhh..., "sahut si tukang koran tanpa ada beban.