Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Strategi Tertahan Hidup Wong Cilik

11 November 2020   04:46 Diperbarui: 11 November 2020   05:34 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi krawu, simpel tapi mahal lho.. daging sapi, klapa, sambel, begini saja bisa 25 an ribu. (foto: cookpad.com) 

***

Jual menjual makanan murah, biasa juga kan. Fenomena lain yang mengejala adalah lapak-lapak kaki lima semakin banyak. Sebagian memang berjualan, namun sebagian lain kok rasanya seperti upaya menguasai lahan. Disemen, diberi batas-batas ruang, dikasih gerobak, kadang ada yang jualan, kadang tidak.

Ternyata, lahan-lahan kaki lima sebagian dikapling oleh orang tertentu, untuk disewakan kepada penjual yang lain. Sayang sekali, respon aparat satpol PP tidak komprehensif dalam penanganan seperti ini. Jika sudah membesar, ruwet karena banyak macet, baru ribut penertiban.

Sepertinya juga sudah saatnya, aparat pajak itu turun gunung. Dekati rakyat kecil untuk memiliki NPWP, dan dilatih untuk berpikir modern dengan pendidikan pelatihan wirausaha.  Bukan sekedar menunggu di kantor pajak. Dan mengejar-ngejar yang aktif melaporkan pajak. Lhaa.., yang lapor malah dikejar. Yang tidak melapor tidak dikejar. Jadinya sebagian rakyat takut berurusan dengan pajak.  Padahal pajak adalah sumber pendapatan negara modern yang seharusnya bisa diandalkan.

***

Wong cilik  bertahan di era pandemi ini dengan berbagai cara. Idealnya, aparat pemerintahan juga semakin smart dalam melakukan pembinaan khususnya di sektor wirausaha.  Termasuk misalnya kampanye makanan yang higienis, kesehatan lingkungan, kalau nyusuki uang itu tangannya jangan langsung memegang makanan, sehingga bakteri di uang lusuh berpindah ke makanan. Di salah satu sudut kota di Jogja, malah ada yang habis pegang uang, langsung tangannya menyuwir-nyuwir ayam, tidak mencuci tangan dulu. Saya pernah diare 3 hari, dan tersangka saya adalah si penjual gudheg itu, meskipun bisa jadi karena kondisi badan tidak fit. 

Ayo pak pemerintah, bina wong cilik dengan sebaik-baiknya. Ide kreatif bertahan hidup, perlu dibantu dengan ilmu modern sehingga rakyat juga sehat kuat. Tidak asal kenyang, tapi juga sehat dan aman. (11.11.2020/ndp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun