Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Makan Hemat Makan Sehat

4 November 2020   05:02 Diperbarui: 5 November 2020   04:23 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kereta bisnis, dan ekonomi. Kalau eksekutif, wahh.. waktu itu belum terjangkau. Bisnis dan Ekonomi pun, waktu itu, mengandalkan tiket khusus "bordes", alias menyelinap di pojok belakang gerbong kereta. Hehehe... maaf pak Jonan, dulu kami masih begitu.. dan disiplin kereta api belum secanggih sekarang ini. 

Bahkan, ketika itu badan bisa rebahan di antara kursi, atau lorong gerbong kereta api. Ya risiko badan bisa dilangkahi. Oleh penumpang lain, atau bahkan pedagang asongan.  Masih banyak pedagang asongan yang hilir mudik, ketika kereta transit di purwokerto, atau cirebon. Heboh dah pokoknya...

Saya masih ingat kata-kata pedagang kue lanting (lihat ini:https://www.theboxsceneproject.org/cara-membuat-lanting-singkong  )

Cara menjajakan dengan lengkingan yang lucu : kue lantinggggg..... lantinggg... lontanggg... lantungggg.... beli lantinggg... biar kami tidak lontanggg.. lantunggg.... 

Kue lanting sendiri dikemas dengan cara ditusuk  benang bambu seperti kalung, seperti gelang, sehingga cara makannya ya diambil satu-satu. Keras bangett... 

Jajan-jajan asongan, pasti murah dan meriah.  Meriah, murah, soalnya waktu bagi pedagang juga terbatas, sehingga harus segera terjual. Beda dengan pedagang resmi kereta api. 

"Mihilll...."keluh penumpang-penumpang ketika itu, termasuk saya. Kopi kita masih bisa beli 1000an, di sales resmi bisa 5 ribuan. Ketika itu lho... Dolar masih sekitar 3000 an. Maaf agak lupa juga, ya kira-kira sekitar itu perbandingannya. Jadi, jajan ke asongan adalah hal yang mengasyikkan.

"Asyik apa... padunya murah kan..., "ketus temen saya. Iya sih... hehe...

***

Naik kereta dari Mokpo ke Seoul

Saya ada program pada sekitar tahun 2010an, di Pelabuhan Mokpo, Korea Selatan. Orang Korea yang sangat berkelas, sugeh gitu, juga sangat sopan terhadap orang lain. Ketika kita dijamu di kafe, kalau kita bersama istri/keluarga, maka mereka juga akan mengajak istri/keluarga. Dan saling bercakap dalam bahasa Inggris yang saling terbatas. Mrs Ma, istri dari Mr Ma, demikian saya memanggil mitra saya dari Korea, sangat lembut dan santun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun