Kereta bisnis, dan ekonomi. Kalau eksekutif, wahh.. waktu itu belum terjangkau. Bisnis dan Ekonomi pun, waktu itu, mengandalkan tiket khusus "bordes", alias menyelinap di pojok belakang gerbong kereta. Hehehe... maaf pak Jonan, dulu kami masih begitu.. dan disiplin kereta api belum secanggih sekarang ini.
Bahkan, ketika itu badan bisa rebahan di antara kursi, atau lorong gerbong kereta api. Ya risiko badan bisa dilangkahi. Oleh penumpang lain, atau bahkan pedagang asongan. Masih banyak pedagang asongan yang hilir mudik, ketika kereta transit di purwokerto, atau cirebon. Heboh dah pokoknya...
Saya masih ingat kata-kata pedagang kue lanting (lihat ini:https://www.theboxsceneproject.org/cara-membuat-lanting-singkong )
Cara menjajakan dengan lengkingan yang lucu : kue lantinggggg..... lantinggg... lontanggg... lantungggg.... beli lantinggg... biar kami tidak lontanggg.. lantunggg....
Kue lanting sendiri dikemas dengan cara ditusuk benang bambu seperti kalung, seperti gelang, sehingga cara makannya ya diambil satu-satu. Keras bangett...
Jajan-jajan asongan, pasti murah dan meriah. Meriah, murah, soalnya waktu bagi pedagang juga terbatas, sehingga harus segera terjual. Beda dengan pedagang resmi kereta api.
"Mihilll...."keluh penumpang-penumpang ketika itu, termasuk saya. Kopi kita masih bisa beli 1000an, di sales resmi bisa 5 ribuan. Ketika itu lho... Dolar masih sekitar 3000 an. Maaf agak lupa juga, ya kira-kira sekitar itu perbandingannya. Jadi, jajan ke asongan adalah hal yang mengasyikkan.
"Asyik apa... padunya murah kan..., "ketus temen saya. Iya sih... hehe...
***
Naik kereta dari Mokpo ke Seoul.
Saya ada program pada sekitar tahun 2010an, di Pelabuhan Mokpo, Korea Selatan. Orang Korea yang sangat berkelas, sugeh gitu, juga sangat sopan terhadap orang lain. Ketika kita dijamu di kafe, kalau kita bersama istri/keluarga, maka mereka juga akan mengajak istri/keluarga. Dan saling bercakap dalam bahasa Inggris yang saling terbatas. Mrs Ma, istri dari Mr Ma, demikian saya memanggil mitra saya dari Korea, sangat lembut dan santun.