Film horor terbaik, adalah juga yang ada nilai historisnya. Kalau hanya horor-hororan, misalnya model kuntilanak atau pocong loncat-loncat, malah bikin jengkel. Mau ngeliat terus juga takut... hihihi.. gak melihat sudah ada di depan mata. AKhirnya memilih mematikan video. Atau televisi yang tayang tersebut.
Kalau horor barat, semacam the Mummy, itu punya banyak penggemar. Sekuel dan prekuel semua laris. Ada horornya, namun logik dan bisa dicerna. Hantunya takut kucing, misalnya. Itu ada di mitologi rakyat mesir. Juga hantu yang reinkarnasi, lantas menguasai jiwa manusia yang dianggap inkarnasi istrinya terdahoeloe.
Itu menarik. Penonton dibuat bertanya, ada apa di balik kehororan itu. Hantunya bisa diajak bicara. Bahkan, bisa ditembak meskipun rontok berupa pasir. Bukan sama sekali tidak bisa dilawan. Jadi, horornya menarik. Menimbulkan optimisme, bahwa hantu bisa dilawan. hehehe.. bukankah ini juga membuat penonton percaya diri untuk melanjutkan tontonannya.
***
Hantu malu-malu. Ini yang paling menakutkan. Muncul tiba-tiba, atau disimbolisasikan dengan anak-anak. Misalnya yang boneka-boneka itu lho... Saya saja takut mau nyebutinnya, Annabelle aya.. Hihihh...
Saya masih ingat The Friday13th. Ada boneka yang mengejar manusia, dan berubah menjadi pembunuh. Ketika ditelusuri, ada kisah di balik itu.
Mirip Annabelle. Hantu yang malu-malu begini, bisa jadi juga film horor terbaik. Tapi menakutkan.
***
SO, lebih aman horor komedi, atau yang sarat histori. Sekalian kita bisa belajar sejarah. Bukan sekedar ketakutan sendiri. Dan jangan lebay-lebay ya pak Sutradara....., kayak film jaelangkung misalnya. Lebay banget.... soalnya tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Saya masih ingat, saat SMA sekitar tahun 1986 an, saya diajak main jaelangkung.