Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muslim, Syiah, Yahudi, China, Afrika

19 Maret 2019   16:26 Diperbarui: 19 Maret 2019   17:13 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekedar cerita. Pertama kali bertemu dengan orang Iran, saya agak terkejut. Mereka berewok, sebagian iya. Tampak cantik yang wanita, dan ganteng yang laki-laki. Pembawaan sangat percaya diri. Jauh sebelum trend jas tanpa dasi, Iranian (sebutan orang Iran) lah yang pertama-tama menggunakan jas tanpa dasi. 

Alasan ideologisnya, dasi dinilai sebagai simbol salib. Atau, Barat. Bayangan saya sebelumnya, orang Iran itu misterius. Ternyata biasa. Mereka berteman, bersahabat, bahkan sangat gembira ketika saya menyebut dari Indonesia.

"Wow, my brother from Indonesia, the biggest population of muslims in the world, "ujar mereka sambil tersenyum, dan menyalami kami dengan penuh suka cita. Walhasil, kami seperti saudara ketika itu. Hidup di ujung Skandinavia, bersama migran lainnya. 

..... Intinya: Iran masyarakatnya baik ramah dan wajar. Bukan seperti ujaran kebencian terhadap syiah, atau lainnya.

Di ketika lain. Saya bertemu juga dengan orang China (asli). Maksud saya, dari negara China. Bukan WNI Keturunan China. Sama prasangka saya, pasti China itu begini begitu dan sebagainya. Ternyata, justru saya banyak ditolong mereka ketika mendapatkan kesulitan. 

"Dont worry Nugee, just tell me if you need our assistance, "kata mereka. Bahkan, saya dekat dengan beberapa keluarga China itu. Ketika saya tanya, bagaimana tentang demokrasi di China, mereka menjawab: demokasri baik. Kesejahteraan lebih baik. 

Saya penasaran. Bagaimana dengan sejarah Tiannamen? 

"Nugee, it was a history, just thinking about future, not to the past, "kata mereka (kira-kira begitu sy translate nya).

Dan seterusnya. Dan seterusnya.

..... Intinya: China juga baik ramah dan wajar. Bukan misterius seperti prasangka pada umumnya.

Pengalaman yang agak berat, ketika saya menyapa seseorang di lift. Ketika itu, posisi lift nya di sebuah hotel di Cork, Irlandia. Sungguh kaget, ketika saya tanya dari mana - saya kira dari Arab karena wajahnya mirip - bul dari Israel. Agak gemeter juga. Sebab, banyak prasangka beredar terhadap negera ini. SIngkat cerita, saya hanya ngobrol simple-simple karena - agak takut. hehehe..

Masih tentang Yahudi. Saya ketemu dengan seorang ibu-ibu sepuh. Di sebuah kereta yang meluncur dari Belanda ke Paris. Saya iba karena kelihatan rapuh. Ngobrol-ngobrol, ternyata... dari Israel. Waduh.....

Tadinya saya sangat ramah. Begitu denger dari Israel, saya agak terdiam. Cenderung saya takut. Tapi obrolan berjalan, meski lambat-lambat. Ibu itu rupanya seorang profesor psikologi. Dan seterusnya. dan seterusnya. Ketika berpisah, saya merasa terharu. Saya peluk ibu sepuh itu, dan beliau juga membalas memeluk terharu. Jangan salah ya,,usia beliau sekitar 76 tahun. 

.... Intinya : Yahudi juga ada yang baik ramah wajar. Bukan misterius. 

Demikian halnya dengan orang Afrika. Kalau kita berada di sekitar Menagar Eiffel Paris, akan banyak ketemu dengan orang hitam. Sebagian dari Senegal. Menawarkan banyak souvenir dan barang lainnya dengan sapaan : hajji..hajjii.. murah-murah.. indonesia.. beli murah sini...

Mereka meniru temannya yang mengajari bahasa Indoensia sederhana untuk menjual souvenir. Mereka menganggap semua kita muslim, sheingga memanggil dengan : hajji..hajji..

Intinya :... semua bangsa normal.. wajar... manusiawi..

Maka ketika ada pembantaian baik di New Zealand, Norwagia, Palestine, dan lainnya, ada saatnya kita harus merenungkan diri: bahwa unsur jahat itu masih bercokol di jiwa manusia.

Saatnya kita mengkampanyekan perdamaian tanpa batas. Yang penuh prasangka harus dikurangi. Hukum ditegakkan dengan seadil-adilnya.

Kemanusiaan harus dihargai dengan respect to other people.

Dan jauhi agresivitas senjata api. 

Salam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun