Film yang Menarik
Secara garis besar, film Barbie ini tidak hanya memanjakan mata penonton untuk bernostalgia saja. Daripada itu, penulis merasa yang menjadi titik sorot utama dari film tersebut adalah pesan yang ingin disampaikan sutradara film melalui adegan-adegan di film tersebut.
Tidak penulis sangka sebelumnya, film yang tadinya seperti film nostalgia berubah menjadi film filosofis yang mana pada akhirnya penonton usia berapa pun dapat dimanjakan.Â
Mungkin sebagian anak kecil akan senang dengan kekocakan cerita dan latar tempat yang begitu "Barbie-like", untuk orang dewasa film tersebut dirasa menyajikan keutuhan cerita yang dalam dan mengandung pesan yang istimewa.
Cerita Dunia Barbie
Terdapat peristiwa di mana Barbie dan Ken (boneka laki-laki teman Barbie) mendatangi dunia manusia untuk bertemu dengan pemain dirinya demi mengembalikan keadaan Barbie yang tidak baik-baik saja.
Di dunia manusia tersebut ketika Barbie dan Ken berpencar untuk menemukan petunjuk, Barbie menemukan pemain dirinya sekaligus perusahaan di mana dirinya di buat, Mattel.Â
Sedangkan Ken berlari-larian ke sana kemari karena tertarik dengan apa yang terjadi di dunia nyata, kemaskulinan di mana-mana, ia merasa jika kemaskulinan yang ada di dunia nyata perlu ia bawa ke dunia Barbie di mana para Ken selalu menjadi sosok figuran.
Beberapa konflik terjadi di film tersebut antara Barbie dengan Mattel di dunia nyata dan Ken di dunia Barbie. Perusahaan Mattel berusaha mereset ulang Barbie dengan memasukkannya di kotak Barbie siap jual. Sedangkan Ken berusaha membuat dunia Barbie yang feminim menjadi dunia Ken yang maskulin.
Ketika Barbie kembali pertama kalinya ke dunia Barbie dari dunia nyata. Ken sudah banyak merubah keisimbangan di dunia Barbie. Ken berusaha mewujudkan apa yang ia inginkan, menjadikan dunia dikuasai oleh para lelaki. Ya, seperti yang terjadi di dunia ini, Ken sangat tertarik dengan itu.