penumpang terakhir yang harapannya akan menaiki becaknya
Tukang becak itu gelisah di tengah malam dengan hujan gerimis menungguIa sangat butuh uang untuk berobat anaknya yang sedang sakit di rumah yang harus segera dibawa ke dokter jauh dari rumahnya
Di tengah kegelisahannya mendekatlah seorang wanita paruh baya dengan menggendong seorang anak yang minta di antar ke tujuannya
Dengan gembira si Tukang becak mengantarnya
Setiba di tempat wanita itu memberikan uang yang banyak jumlahnya
Ketika si tukang becak mengatakan tak punya uang kembalian, si wanita mengatakan bahwa uang itu boleh dibawa semuanya
Dengan gembira si tukang becak mengayuh becaknya pulang dan membawa anaknya ke rumah sakit untuk pengobatannya
Di lain hari, karena penasaran si tukang becak ingin kembali ke rumah wanita dan anaknya yang ia antarkan dan memberinya uang yang banyak jumlahnya
Ternyata rumah itu kosong tak ada penghuninya
Masih penasaran si tukang becak bertanya pada tetangga
Tetangga menjawab bahwa rumah itu memang kosong sejak lama.
Penghuninya dulu janda dengan seorang anak buah hatinya.
Anaknya kemudian jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia
Karena sedih ibu kemudian meninggal menyusul anaknya
Rupa-rupanya yang diantar si tukang becak adalah arwah ibu dan anaknya yang berbelas kasih kepadanya karena tahu betapa pedih, sakit, dan luka ketika ditinggal anak selamanya karena sakit yang tak ada obatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H