Sang lelaki ditanya sang gadis, bagai apakah cinta sang lelaki padanya.
Lalu sang lelaki menjawab bahwa cintanya bagai buruh kasar di industri.
Sang gadis tersinggung dan mengira sang lelaki tak menghargai.Â
Tapi sang lelaki berargumentasi, bahwa justru ia sangat menjunjung tinggi sang gadis sebagai kekasih hati.
Sebagaimana diketahui, buruh kasar itu bekerja siang dan malam hari. Demikian pula cintanya akan ada setiap saat dan abadi.Â
Buruh juga dibayar tak mahal  dan tak pernah menuntut terlalu tinggi. Demikian pula  cintanya tak pernah menuntut balasan yang tinggi, namun selalu bersedia  berkurban diri.
Sang gadis akhirnya bisa tersenyum dan bisa menenangkan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H