Kemarau kembali tiba
Bagi sang lelaki itu jauh lebih baik dibanding hujan rintik atau deras tak terkira
Hujan hanyalah mengingatkannya pada memori luka lama. Pada sebuah perjanjian dengan gadis tercinta yang lalu sirna begitu saja.
Bukan salah si gadis belaka. Hanya sang lelaki yang ingkar mendua dan itu membawa celaka.
Hujan deras tak terkira juga membawa petaka. Di Kota yang tempat tinggalnya hujan hanya akan membawa banjir besar yang akan menggenangi rumahnya. Tata kota yang buruk yang membabat habis daerah non budidayalah penyebabnya. Tapi memang uang berkuasa. Ia bias mengubah segalanya.
Maka kemarau sekali lagi jauh lebih disuka. Hujan hanya membawa luka, baik bagi hati dan jiwanya dan bagi lingkungan kota serta rumahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H