Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meninggalnya Mahasiswa STIP, Militerisme Itu Memang Berbahaya

11 Januari 2017   22:38 Diperbarui: 11 Januari 2017   23:14 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tragedi di dunia pendidikan kembali terjadi. Seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran meninggal  karena dianiaya 5 seniornya. Menurut keterangan di media massa, kejadian awalnya adalah ada acara serah terima pemain drum band dari mahasiswa tingkat 2 ke tingkat 1. Biasanya ada acara semacam "perploncoan". Nah ternyata acara perploncoan itu kebablasan dan berujung pada tewasnya sang mahasiswa tingkat 1 STIP tersebut.

Saya sangat setuju tindakan Menteri Perhubungan yang langsung menonaktifkan Ketua STIP yang masih berada di bawah kementrian perhubungan. Saya juga setuju dengan tindakan polisi yang dengna cepat menahan para terdakwa.

Kita juga prihatin, muak, dan sekaligus bosan dengan kejadian-kejadian serupa yang terjadi. Biasanya terjadi di sekolah-sekolah yang "sok militer" seperti pelayaran, STPDN, dan mungkin sekolah-sekolah kedinasan yang mungkin maksudnya baik untuk membina disiplin tetapi sering berujung maut. Mereka seolah-olah ingin meniru pendidikan militer tetapi menurut saya pada arah yang keliru. 

Kedisiplinan di militer serba terukur dan tidak mebgakibatkan siswa yang mengikuti pendidikan sampai celaka. Hukuman disiplin fisik juga terukur misal hanya disuruh push up atau lari. Atau bentuk hukuman yang lain.

Beda denganprkatek-prkatek pendidikan "sok militer" itu. Senior berlagak sekali dan sering dengan seenaknya menganiaya secara fisik maupun mental yuniornya. Bahkan setelah luluspun kadang-kadang para alumni itu masih melonco yuniornya.

Saya sekali lagi setuju dengan langkah Menhub dan polisi dalam kasus tewasnya mahasiswa STIP tersebut. Sekolah kedinasan seperti STIP dan STPDN yang rawan terhadap praktek seperti itu mungkin bisa meniru langkah kemenristek dikti yang melarang perploncoan di dunia perguruan tinggi. Masa perkenalan kampus sepenuhnya diawasi ketat dan dilaksanakan oleh dosen. Tak ada celah sedikitpun mahasiswa memanfaatkan momen itu untuk memlonco mahasoswa baru. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun