Mohon tunggu...
Nugroho Angkasa
Nugroho Angkasa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemilik Toko Online di Dapur Sehat dan Alami, Guide Freelance di Towilfiets dan Urban Organic Farmer. Gemar Baca dan Rangkai Kata untuk Hidup yang lebih Bermakna. Blog: http://local-wisdom.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Latihan Meditasi untuk Kesehatan Holistik

17 Maret 2012   08:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:55 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia juga mengapresiasi para siswa SMK di Solo yang bisa merakit mobil sendiri. Itu prestasi hebat. Mereka juga tentu bisa membuat 2 lapis tembok bangunan juga. "Kita hanya memerlukan mesin, sehingga penampungan air di bawah bisa dipompa ke atas. Tarik air ke atas lantas turun ke bawah lagi. Proses turun-naik air tersebut bisa menghemat AC di dalam 1.200 kantor," tandasnya.

Di akhir sesi ini, kembali Bapak Anand Krishna menekankan, yang paling penting ialah kesehatan holistik. Baik fisik, energi, mental emosional, inteligensia, dst. Latihan meditasi di Center ini  akan sangat membantu. Sedangkan, bagi teman-teman yang sudah terlanjur sakit, dengan rajin berlatih kita bisa mengurangi dosis minum obat.

Pak Anand memberi contoh dari pengalamannya sendiri, ia mengidap sakit gula dan tekanan darah tinggi, semua itu teratasi dengan meditasi dan meminum ekstrak jamu secara rutin.

Tanya jawab

Pada sesi tanya-jawab, para peserta sangat antusias sekali. Pak Jati Chanakala mengungkapkan ketakjubannya mendengarkan alunan lagu-lagu indah. Energinya terasa besar sekali. Ia juga menyinggung masalah sampah. Ternyata kalau diolah bisa menjadi sumber  listrik juga.

Selain itu, Pak Jati juga berpendapat bangsa ini hancur karena dikhianati bangsanya sendiri. Misalnya dalam kasus Ken Arok, Pangeran Diponegoro, Bung Karno, dll. Mereka semua dikhianati oleh orang-orang terdekatnya.

Pertanyaannya, bagaimana agar mentalitas kacau itu dapat dihilangkan? Bagaimana kita mau membetulkan mental orang lain kalau mental kita sendiri masih kacau. Pak Jati juga mengkritisi dunia pendidikan. Karena cenderung membuat anak didik menjadi bermental pakai (konsumsi). Bukan justru bermental membuat (produksi). Lantas, bagaimanakah solusinya?

Jawaban Pak Anand menarik sekali. Istilah “amuk” hanya ada di dalam bahasa kita, dalam bahasa asing tidak ada. Kita perlu membaca kembali 14 kelemahan Manusia Indonesia (Mochtar Lubis). Ngambek ialah salah satunya. Kenapa? karena kita hanya memendam, merasa nggak enak tapi kita pendam, begitu punya kesempatan justru mengkhianati.

Jangankan orang besar, Pak Anand pun pernah mengalami hal yang sama. Semula tidak ada apa-apa. Tapi tiba-tiba kok ngambek. Persoalan ini perlu kita perbaiki bersama. Khusus untuk para pemuda Pak Anand bertanya, "Mau di bawa ke mana bangsa kita?" Selama ini, energi kita terbuang untuk ngamuk, mengkhianati sehingga tak bisa lagi mencipta. Kata Sarjana berasal dari bahasa Sanskrit, artinya ialah seorang pencipta. Lha kita sekarang bisa menciptakan apa?"

Bapak Anand Krishna kemudian menceritakann pengalamannya saat menghadiri Konferensi yang diadakan PBB dan Michael Gorbhachev. Tepatnya di kota Belo Horizonte - Brazil. Di sana berlangsung Earth Dialogues on Water Planet (Dialogos da Terra no Planeta Aqua) pada 26 - 28 Nopember 2008. Pak Anand diundang selaku pembicara yang mempresentasikan kajian tentang Water Of Life, Wisdom of the Ancients - In Pursuit of the Indigenous Wisdom of Sundaland and South America to Save Out Planet.

Isi pidatonya berupa kajian spiritual tentang pentingnya Air bagi kehidupan manusia di planet bumi ini berdasarkan kearifan lokal budaya. Beberapa poin yang dipresentasikannya masuk dalam Minas Gerais Charter di penghujung acara tersebut. Salah satunya ialah, "Agar supaya kita semua tidak melihat air sebagai sebuah komoditas tapi sebagai anugerah keindahan dari alam." Ternyata, kalau seumpama ada perang dunia ketiga, itu bukan karena rebutan wilayah tapi karena rebutan air. Kita sangar memerlukan managemen air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun