Mohon tunggu...
Nugroho Purbohandoyo
Nugroho Purbohandoyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - menulis lepas, menulis apa saja

senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Buta Warna Menular?

14 November 2022   12:11 Diperbarui: 14 November 2022   12:35 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Anggota Tim Litbang RSI Banjarnegara dokter Titik Kusumawinakhyu M Biomed 

BANJARNEGARA - Sudah tahu soal buta warna? Sering timbul pertanyaan dan kekhawatiran, apakah buta warna itu menular?

Simak jawaban dari pertanyaan tersebut, bersama Anggota Tim Litbang RSI Banjarnegara dokter Titik Kusumawinakhyu M Biomed berikut ini.

"Buta warna bukanlah kelainan menular, akan tetapi kelainan genetik, maupun kerusakan organ mata," ujar dokter Titik.

Ia menjelaskan, kelainan tersebut berada pada saraf yang tidak mampu membedakan warna pigmen mata.

"Ada 3 pigmen mata, yaitu merah, hijau dan biru. Buta warna dapat dikelompokan menjadi buta warna total dan sebagian," jelasnya.

Menurutnya, keduanya sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran, apabila berkaitan dengan warna, apabila berhenti di rambu lalu lintas, membedakan indikator lampu pada berbagai mesin. Karenanya penderita buta warna harus mengenali kekurangannya, untuk dapat mengatasi masalah warna agar tidak menimbulkan kecelakaan pada dirinya dan orang lain.

Beberapa buta warna sebagian atau parsial antara lain ketidakmampuan mengenali warna biru-kuning ataupun merah-hijau. Buta warna biru kuning ditandai dengan ketidakmampuan membedakan biru dan kuning, jika melihat warna biru maka akan menyebutkan hijau, warna pink atau merah muda akan disebutkan warna merah atau kuning. Sedangkan warna kuning akan disebutkan ungu atau abu-abu.

Untuk buta warna merah-hijau, warna merah akan terlihat abu-abu tua, hijau dapat terlihat krem, serta warna oranye, kuning dan merah akan disebutkan hijau. Sedangkan buta warna total hanya mampu menyebutkan hitam dan putih.

Untuk diketahui, buta warna karena keturunan biasanya dikarenakan terpaut kromosom X. Maka wanita yang mempunyai kromosom XX, sedangkan laki-laki kromosomnya XY, jadi wanita akan disebut sebagai pembawa apabila salah satu kromosom X nya buta warna, dan ini tidak akan berdampak kepada kemampuan membedakan warna, akan tetapi akan berpengaruh terhadap keturunannya kelak. Apabila kedua kromosom X nya buta warna semua maka jika mempunyai anak laki-laki pasti buta warna.  

"Kelainan didapat dapat karena mutasi kerusakan pada macula, neuropati atau kematian se saraf pada mata, cidera pada bagian otak, komplikasi diabetes yaitu adanya retinopati juga dapat menimbulkan buta warna. Selain itu katarak dan glaucoma disebutkan sebagai penyebab dari buta warna," ungkapnya.

Lalu, apa yang harus dilakukan apabila terlihat pada usia dini tidak berhasil menyebutkan dan membedakan warna? Konsultasikan segera dengan dokter anak agar tumbuh kembang dan persepsi terhadap warna dapat segera didiagnosa.

"Sampaikan pada guru sekolah agar dapat bekerjasama karena kekurangan yang ada, sehingga tidak berdampak pada bullying, sehingga tidak membuat runtuhnya kepribadian dan mental anak. Berikan motivasi dan kepercayaan diri, dan berikan penjelasan warna tertentu terutama saat menyalakan mesin, atau saat melihat lampu lalu lintas. Arahkan pilihan sekolah dan cita-cita sedini mungkin pada bidang yang tidak terlalu membutuhkan kecakapan membedakan warna," tandasnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun