Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serangan di Kedalaman

7 Desember 2021   20:10 Diperbarui: 22 Desember 2021   19:58 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari Unsplash.com

Saya menjabarkan strategi tersebut pada Perwira Pelaksana, Kepala Departemen, dan juga Kepala Divisi. Agak merepotkan karena tetap harus dilakukan dengan berbisik-bisik. Semua terlihat tegang tapi bersemangat. Ini akan jadi pertempuran bawah laut pertama buat seluruh awak Guawijaya, dan bisa jadi yang terakhir kalau strategi ini gagal total. Sesuatu yang tentu akan dikenang sebagai kesalahan dan tanggung jawab saya. Namun para awak mendukung sepenuhnya. Saya bangga dan terharu dengan keberanian mereka. Motto Korps Hiu Kencana yang berbunyi 'Wiro Ananta Rudhiro' seolah bergema tanpa diucapkan.

Ketika semua langkah sudah ditentukan, tidak ada lagi keraguan. Saya sudah meminta helm dan navigasi untuk memprogram trajectori ke lapisan thermocline terdekat sebelum memerintahkan kamar mesin untuk menyalakan reaktor. Segera kapal selam bergerak maju dan semua awak menahan nafas mengantisipasi kemungkinan terburuk. Dan ternyata benar. Tidak berapa lama kemudian terdengar kembali bunyi sonar pencari dari torpedo yang melesat. Dan kali ini mengarah pada Guawijaya. Tapi saya tidak memerintahkan evasive manuver sebelum mencapai koordinat yang diinginkan. Sebuah kalkulasi resiko yang harus diambil untuk menghadapi mereka. Dan saya menyadari hal ini memiliki resiko yang bisa berakibat fatal.

Guawijaya menyelinap melewati lapisan perbatasan itu pada saat yang kritis. Tapi, alhamdulillah, rencana saya berhasil. Gelombang suara dari sonar torpedo terbiaskan oleh efek thermocline dan tak lagi bisa mendeteksi posisi kami. Peluru kendali bawah laut tersebut lewat begitu saja dan lenyap di kedalaman.

Namun hunter-killer tak dikenal itu tak berhenti sampai di situ. Setelah mendengarkan bunyi baling-baling kami dan berhasil mengetahui Guawijaya tak lebih dari kapal selam kelas ringan bertenaga diesel, mereka merasa tak perlu lagi berada dalam mode stealth. Sekarang mereka memburu kami terang-terangan. Hal ini kami ketahui bukan dari mendeteksi suara unit propulsi mereka - yang ajaibnya masih tak terdengar sama-sekali, melainkan dari suara sonar aktif yang mereka nyalakan untuk melacak posisi kami.

Terlindung oleh selimut alam yang mengganggu gelombang sonar musuh, saya menunggu sampai mereka memasuki jarak tembak sebelum memerintahkan untuk meluncurkan dua torpedo sekaligus. Sama-sekali tak ada niat untuk menggunakan kekuatan yang berlebihan. Tapi mengingat situasinya, saya hanya ingin memastikan bahaya ini bisa dinetralkan dengan segera.

Dari layar monitor sonar, saya bisa melihat dua blip bergerak beriringan menuju sasaran. Dan, bersamaan dengan terdengarnya ledakan bawah air yang menjalar sampai ke posisi Guawijaya, hunter-killer tak dikenal itu pun lenyap dari layar monitor. Sekali lagi David telah mengalahkan Goliath. Dan seperti tokoh ini, bukannya berteriak kegirangan, kami hanya membisikkan syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas pertolongan-Nya kali ini.

Sampai detik ini kami tidak mengetahui asal-usul kapal selam tidak dikenal tersebut. Saya sendiri punya dugaan tertentu, tetapi terlalu spekulatif untuk dijabarkan. Yang menarik adalah apa yang disampaikan perwira sonar usai kejadian. Meski tidak mendeteksi noise yang biasa terdengar dari baling-baling pendorongnya saat kapal selam itu memburu Guawijaya, tapi dia berhasil menangkap pola gelombang suara ganjil yang sangat halus.

Menurut dugaan anak buah saya itu, mereka mungkin menggunakan sejenis generator MHD - Magneto Hidro Dynamic - sebagai pengganti baling-baling, yang menyebabkan kapal selam tersebut sulit dilacak. Sejauh ini hanya satu negara yang pernah mengoperasikannya, walaupun hanya sebatas prototipe.

Tetapi, sekali lagi, hal ini terlalu spekulatif untuk dibahas.

.......

Catatan: Sonar (Sound Navigation And Ranging) adalah sarana penginderaan bawah air sebagai pengganti radar, karena gelombang elektromagnetik tidak bisa merambat di dalam air. Sebagai gantinya, piranti ini menggunakan gelombang suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun