PADME: Â Yang kau bicarakan itu kedengarannya lebih mirip diktator atau tiran.
ANAKIN: (meringis lagi) ya kalau bisa membuat bangsa sejahtera, kenapa tidak?
Persis seperti itulah yang saya tangkap dari gerundelan-gerundelan di masyarakat. Baik di angkringan maupun grup-grup WA. Banyak yang merasa galau pada elit politik akhirnya seperti menderita amnesia sejarah. Kembali mengimpikan sesuatu yang sebenarnya sama dengan yang bertahun-tahun dilawan Iwan Fals, Moggie Darusman, Marsinah, Munir, Gus Dur, Romo Mangun, dan banyak lagi yang lainnya.
Gerundelan dan kekecewaan itu bisa saja menjadi lebih runyam. Apalagi lebih dari satu dekade ini terus berkembang satu gerakan yang tak kenal lelah menjelek-jelekkan sistem demokrasi. Dan pengaruhnya, menurut saya, tidak bisa disepelekan. Karena sekarang makin mudah menemukan simpatisannya di mana-mana.
Kalau dunia politik terus-menerus cuma berisi ajang perebutan kekuasaan, bisa jadi makin banyak anggota masyarakat yang muak akhirnya terpengaruh gerakan tersebut. Dan kita bisa saja menyaksikan sesuatu yang mirip ending tragis dalam Star Wars Revenge of the Sith: Annakin menjadi tangan kanan Emperor Palpatin, Senat dan Republik dilikuidasi menjadi Kekaisaran Galaksi, dan masyarakat malah bertepuk tangan.
PADME : Jadi begini kebebasan berakhir. Bukan dengan tangis, tapi malah tepuk tangan yang bergemuruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H