Dalam tulisannya di Washington Post, dia menyebutkan beberapa alasan kenapa pemilihan Austin sebagai Menteri Pertahanan justru merupakan blunder.
Salah satunya terkait kontroversi sewaktu Austin menjabat CENTCOM.
Saat dengar pendapat dengan Dewan pada tahun 2015, John McCain - waktu itu ketua komisi urusan angkatan bersenjata - mengecam laporan tentang kemajuan perang terhadap ISIS sebagai "Jauh panggang dari api."
Pada rapat yang sama, anggota dewan juga mencecar Austin setelah dia mengakui bahwa program pelatihan yang menghabiskan 500 juta dollar untuk pasukan oposisi menghadapi ISIS hanya menghasilkan 'empat atau lima' orang prajurit.
Pada memoarnya yang ditulis tahun 2019, mantan menteri pertahanan Ash Carter menulis bahwa rencana awal Austin untuk membebaskan Mosul dari ISIS sangat 'tidak realistis' karena sangat tergantung dari pasukan Irak yang disebutnya 'hanya ada di atas kertas'.
Juga sempat ada tuduhan saat Austin menjabat panglima CENTCOM. Bahwa institusinya saat itu cenderung meremehkan laporan intel terkait ancaman ISIS, dan hanya memberikan laporan yang manis-manis tentang jalannya pertempuran. Meski demikian, pemeriksaan inspektorat jenderal yang dilakukan tahun 2017 menyimpulkan tuduhan itu tidak terbukti.
Selain itu, Oriana juga menyoroti keterkaitan Austin dengan para kontraktor militer. Mantan jenderal ini duduk di dewan komisaris Raytheon Technology sejak awal pensiun tahun 2016. Dia juga partner di Pine Island Capital Partners, sebuah perusahaan investasi yang membeli kontraktor pertahanan skala kecil.
Sebenarnya ini bukan skandal. Tidak ada aturan yang melarang. Dan dalam prakteknya, banyak pensiunan jenderal menduduki posisi yang sama. Para menham sebelumnya tak terkecuali. Seperti James Mattis yang punya posisi di General Dynamics, Mark Esper adalah pelobi utama di Raytheon, dan Patrick Shanahan adalah eksekutif di Boeing.
Hanya masalahnya, praktek ini dikecam aktivis partai Demokrat yang 'militan' dan para pengkritik Pentagon. Sementara Biden sendiri, seperti diketahui, merupakan calon dari Demokrat. Hal-hal seperti ini tentu bisa menimbulkan persoalan. Meski sejak awal, Biden menegaskan Austin akan mundur dari jabatan di perusahaan-perusahaan itu bilamana diperlukan.
Satu lagi nilai minus Austin, menurut Orian, adalah pelit bicara. Yah, kakek kita memang bilang orang pendiam banyak ilmunya. Tapi jaman kakek kita dulu kan belum ada wartawan. Kalau pun ada, pastinya tidak seceriwis sekarang.
Nah, Austin ini terkenal sangat menjauhi publik maupun media. Meski mengepalai salah satu operasi yang paling banyak diliput selama di CENTCOM, dia jarang sekali melakukan interview, dan selalu menolak untuk membawa reporter ke wilayah pertempuran.