Kalau baca komentar fans, versi Joss ini malah banyak yang mencela. Ada yang bilang terlalu seksis. Peran Steve dinilai lebih menonjol dari Diana.
Namun jangan lupa, kebanyakan yang mencela itu adalah fans DC Comics. Mereka sudah menganggap Joss Whedon sebagai musuh bersama. Kenapa? Percayalah, terlalu panjang kalau saya ceritakan di sini.
Kalau menurut saya, versi Joss Whedon ini memang tidak lebih bagus dari film Wonder Woman tahun 2017 dulu. Tapi bisa jadi bakalan lebih laku. Harap diketahui, meskipun dipuji kritisi dan termasuk film DC Comics dengan pendapatan terbesar, tapi pendapatan Wonder Woman belum apa-apa dibanding pendapatan film superhero keluaran Marvel Studios.
Film Wonder Woman pertama meraup sekitar 700 juta dollar. Sementara pendapatan tiap judul Avengers selalu di atas satu milyar dollar!
Dan tidak cuma Avengers. Banyak proyek Marvel Cinematic Universe yang meraih angka keramat itu. Film DC Comics yang berhasil meraih angka yang sama cuma The Dark Knight dan Aquaman.
Kenapa Wonder Woman versi Joss itu saya bilang bisa lebih laku? Karena nuansanya sangat-amat-Marvel-sekali. Beda dengan dulu, sekarang ini kalau mau membuat film superhero memang harus memakai resepnya Marvel. Kalau mau laku lho.
Sutradara James Wan pun menggunakan resep yang sama ketika membuat Aquaman. Dan hasilnya? Satu Milyar, Bung!
Memang apa sih resep film superhero Marvel sampai bisa sukses gila-gilaan itu? Mmmm...nanti saya bahas tersendiri saja ya. Kayaknya artikel ini sudah terlalu panjaaaang!
Eh, tapi sebagai post-credit scene, saya sisipkan dialog pertengkaran Steve dan Diana di naskah karya Joss Whedon ini....
Steve: Menurutku kau sendiri yang menyebabkan situasinya memburuk. Kau petentang-petenteng, sok jadi pahlawan, akhirnya bajingan-bajingan itu bertindak lebih kejam dari sebelumnya. Ada pepatah, saat gajah bertarung, tikus mati di tengah-tengah. Kami ini tikusnya, Diana!
Diana: Lalu menurut kamu apa yang harus kulakukan? Muter-muter buat bedah rumah dan bagi-bagi sedekah buat fakir miskin?