Tepat pada awal hari Rabu, awal juni 2022 kita memperingati hari lahir pancasila. Siapa sih yang tidak tahu Pancasila, semua warga indonesia wajib tau karena pancasila merupakam ideologi,pondasi dan tiang negara indonesia.Â
Dikutip dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), pada 1 Juni 1945, Soekarno berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara di hadapan para anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI).Â
Ketika itu, BPUPKI memang tengah mengadakan sidang kedua mempersiapkan dasar negara bagi Indonesia merdeka. Presiden pertama Republik Indonesia itu pun menyampaikan gagasannya dalam Pidato bertajuk "Lahirnya Pancasila".Â
Pada awalnya, pidato ini disampaikan Soekarno tanpa judul, tetapi mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat memberikan judul pada pidato "Lahirnya Pancasila". Tak hanya tanpa judul, Soekarno melakukan pidato tanpa persiapan tertulis alias disampaikan secara aklamasi. Narasi yang disampaikan oleh Soekarno ketika dituliskan ke dalam ketikan mencapai tebal 17 halaman.Â
Dalam momentum ini semoga kita dapat meningkatkan rasa nasionalisme kita , karena belakangan ini banyak pemberontakan dan isu-isu penggantian ideologi pancasila. belakangan banyak ditemukan kasus terorisme bom bunuh diri diantaranya adalah yang terjadi di pulau Bali dan juga Surabaya misalnya. jadi apa sebenarnya tujuan terorisme? dan apa terorisme itu? terorisme merupakan tindakan yang dapat menghancurkan nilai- nilai kemanusiaan dan mengabaikan moral etik merusak peradaban.Â
Hal ini dilakukan oleh manusia yang berjiwa kemanusiaanny rendah, selagi masih memiliki rasa kemanusiaan tinggi seseorang tidak akan mungkin melakukan tindakan teroris. Ini artinya berbanding terbalik dengan kemanusiaan.Â
Seseorang yang memiliki nilai kemanusiaan tinggi yang tidak akan mampu atau tega untuk melakukan teroris. Jika semakin tinggi nilai kemanusiaan itu, maka semakin rendah atau sebaliknya semakin tinggi dengan tindakan terorisnya, maka akan semakin rendah derajat kemanusiaan.Â
Tindakan ini hanya dilakukan oleh orang yang tertutup mata hatinya, pikirannya, rasanya nuraninya yang bisa melakukan pembunuhan dengan alat perusak atau melakukan tindakan-tindakan teroris.
Menurut ibu Dr. Amanah Nurish, dalam acara webinarnya orang yang melakukan tindakan bunuh diri, atau mereka yang terpapar radikalisme bukan berarti mereka tidak berbudaya.Â
Persoalannya adalah ketika kebudayaan itu mengalami pergeseran atau transformasi sekaligus evolusi. Sebenarnya berbudaya tetapi berbudayanya seperti apa? Nah ini yang perlu dipertanyakan.
Di Jawa, simbol-simbol mayoritas muslim berbeda dengan sekarang ini. Tetapi saat ini kalau kita melihat akan berbeda secara simbolis walaupun secara ritual sebenarnya tidak sangat jauh berbeda kecuali akan dikategorisasikan sebagai kelompok-kelompok tertentu misalnya Islam modern, Islam tradisionalis, atau atau kelompok-kelompok Muhammadiyah.Â
Namun itu hanya perbedaan di hal-hal tertentu saja tetapi yang paling berubah drastis simbol simbol ini karena dia mengalami transmisi. Kelompok-kelompok radikalis ini sebenarnya menampilkan budaya mereka.
Aceh, sangat kaya dalam kebudayaan lokal. Aceh dikenal dengan Arab, Cina, Eropa, Hindia makanya disebut Aceh. Keagamaan yang sangat kuat di dalam masyarakat Aceh yang tidak bisa kita lupakan tetapi kenapa Aceh hari ini menjadi salah satu bibit-bibit radikalisme keagamaan sekaligus menjadi salah satu tempat-tempat pelatihan dari kelompok tersebut. Artinya jawabannya salah satu yang menyumbang itu terjadinya krisis kebudayaan di wilayah Aceh.
Kita lihat Minangkabau beberapa waktu yang lalu sempat sebuah kitab suci dari Nasrani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Minangkabau yang sangat kaya raya dengan kebudayaan lokal nya sekarang menjadi Serambi Mekah.Â
Dalam pengertian yang sempit Serambi Mekah jadi apapun syariahnya harus diperkuat misalnya kalau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariat keislaman maka dikeluarkan dari anak keturunan Minangkabau. Hal seperti itu sebuah fenomena dan gejala evolusi yang sedang kita hadapi evolusi keagamaan dan evolusi kebudayaan.
Bugis juga kaya akan kebudayaan lokalnya, bahasanya, etnisitas nya, prinsip-prinsip kearifan lokal nya, tetapi saat ini terjadi justru sebaliknya. Kelompok intoleran terdapat dalam wilayah ini. Karena terjadi pengikisan budaya-budaya lokal melalui ekspresi keagamaan itu juga diterjemahkan sebagai ekspresi kebudayaan.
Pengertian kebudayaan, budaya merupakan "blue print" yang telah menjadi Kompas dalam perjalanan hidup manusia dan sebagai pedoman dalam tingkah laku (Abdullah, 2008).Â
menurut koentjaraningrat, kebudayaan adalah merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat.Â
Menurut Geertz, kebudayaan adalah merupakan pola dari pengertian-pengertian atau makna-makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-symbol dan ditransmisikan secara historis.
Menurut Morgan Savagery, bahwa kebudayaan itu mengalami beberapa fase dimulai dari liar tua. Beliau mengistilahkan itu di mana masyarakat mulai mengenal api.Â
Api ini ternyata bukan hanya sekedar alat untuk pencahayaan atau fasilitas energi di dalam kehidupan kita tetapi itu berimplikasi terhadap kebudayaan dan keberagaman kita.Â
Ketika masyarakat mulai mengenal api, mereka mulai berpikir bagaimana caranya mengolah makanan yang lebih canggih dan yang lebih modern. Kemudian fase liar madya, dimana masyarakat disini mulai mengenal busur panah.
Posisi agama dan budaya itu tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Proses agamisasi itu diiringi proses kebudayaan agama yang berlangsung. Ritual, orientasi orang radikalisme itu di level saling bunuh-bunuh, panah-panah. Simbol, mereka mengenal simbol tetapi kembali keÂ
Jawab: (1) Melalui gerakan literasi, karena sekarang ini permasalahan generasi muda ada pada gerakan literasi dimana generasi muda sekarang ini malas untuk membaca literatur- literatur yang ada.Â
(2) media digunakan untuk membangun narasi mengenai local wisdom.
(3) kurikulum pendidikan dapat mendongkrak secara signifikan melalui kurikulum- kurikulum lokal yang bisa dibangun oleh masing-masing daerah untuk diimplementasikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H