Mohon tunggu...
Nufi Asii Fairuziyyah
Nufi Asii Fairuziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Tiada lagi duniawi selain dunia sastra || https://fayruzeenufi.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengagumkan - Catat Prinsip Pendidikan oleh 10 Tokoh Emansipasi Wanita Legendaris di Indonesia

23 Agustus 2024   01:24 Diperbarui: 23 Agustus 2024   06:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels no copyright 

Jika Ki Hadjar Dewantara; Bapak Pendidikan Nasional Indonesia mengatakan bahwa Pendidikan sebagai pembentuk karakter, kemerdekaan, proses sosial, pembebasan, holistik, berbasis budaya. Maka pandangan menarik terkait pendidikan oleh para tokoh maupun pahlawan wanita Indonesia. Pendidikan ialah: 

1. Raden Ajeng Kartini

Sebagai salah satu tokoh yang paling dikenal dalam perjuangan emansipasi perempuan dan pendidikan wanita baginya pendidikan merupakan suatu hal yang utama. Melalui surat-suratnya yang dihimpun dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menekankan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan perempuan dari kebodohan dan keterbelakangan. Ia percaya bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan pendidikan dan bahwa melalui pendidikan, perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam pembangunan masyarakat.

Kartini menginspirasi banyak perempuan untuk berjuang mendapatkan akses pendidikan yang setara. Pandangannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan berkontribusi pada gerakan emansipasi dan kesetaraan gender di Indonesia.

2. Dewi Sartika

Sebagai pelopor pendidikan perempuan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Pada tahun 1904, ia mendirikan sekolah khusus untuk perempuan bernama Sakola Istri di Bandung. Bagi Dewi Sartika, pendidikan bukan hanya alat untuk mendapatkan pengetahuan, tetapi juga sarana untuk memberdayakan perempuan agar dapat berdiri sendiri, bekerja, dan berkontribusi pada kehidupan sosial dan ekonomi.

Dewi Sartika meyakini bahwa perempuan yang terdidik tidak hanya akan lebih mandiri tetapi juga mampu mendidik generasi berikutnya dengan lebih baik, sehingga pendidikan perempuan penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih maju.

Salah satu bukunya, Pelopor Pendidikan Bagi Kaum Perempuan -- Buku ini mengulas perjalanan hidup Dewi Sartika serta kontribusinya dalam pendidikan perempuan di Indonesia.

3. Maria Walanda Maramis

Sebagai pahlawan yang dikenang dari Sulawesi Utara yang gigih memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ia mendirikan organisasi Pikiran Permpuan yang memberikan pendidikan keterampilan dan pengajaran dasar bagi perempuan, sehingga mereka bisa menjalankan peran dalam rumah tangga maupun dalam kehidupan sosial dengan lebih baik. Bagi Maria, pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan.

Pandangannya mengenai pentingnya pendidikan perempuan menginspirasi banyak wanita di Sulawesi Utara dan daerah lain untuk mengejar pendidikan, menjadikan mereka lebih berdaya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Salah satu bukunya, Perjuangan Pendidikan Wanita Minahasa -- Buku ini membahas kontribusi Maria dalam mengembangkan pendidikan bagi wanita di Minahasa.

4. Cut Nyak Dien 

Meskipun Cut Nyak Dien lebih dikenal sebagai pejuang kemerdekaan, ia juga menekankan pentingnya pendidikan dalam perjuangan rakyat Aceh. Cut Nyak Dien memahami bahwa pendidikan bukan hanya pengetahuan formal, tetapi juga pembentukan karakter dan moralitas, yang sangat penting dalam membangun semangat perjuangan dan mempertahankan nilai-nilai keadilan dan kebebasan.

Pandangannya menekankan pentingnya pendidikan dalam pembentukan patriotisme dan tanggung jawab sosial, terutama bagi perempuan yang memiliki peran penting dalam mempersiapkan generasi yang akan datang.

Salah satu bukunya, Pejuang Wanita Aceh -- Buku ini mengisahkan perjuangan Cut Nyak Dien dalam melawan penjajahan Belanda dan pentingnya peran pendidikan dalam perjuangannya.

5. Rasuna Said

Rasuna Said adalah tokoh pergerakan perempuan yang memperjuangkan hak-hak wanita dan pendidikan. Ia percaya bahwa pendidikan merupakan senjata penting dalam memberdayakan perempuan untuk berjuang melawan penindasan dan ketidakadilan. Rasuna Said aktif dalam menyebarkan gagasan tentang pendidikan sebagai alat pembebasan sosial, terutama di kalangan wanita Minangkabau.

Melalui aktivitas politik dan sosialnya, Rasuna Said mempromosikan pendidikan sebagai kunci utama untuk membangun kesadaran kritis, tidak hanya untuk perempuan tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Salah satu bukunya Tokoh Pergerakan Nasional dan Pendidikan -- Buku ini mengulas perjuangan Rasuna Said dalam dunia pendidikan dan politik, serta upayanya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.

6. Martha Christina Tiahahu

Sebagai pejuang muda dari Maluku, Martha Christina Tiahahu tidak memiliki banyak akses ke pendidikan formal, namun ia memahami pentingnya pendidikan dalam arti luas, termasuk pendidikan mental dan fisik. Ia menunjukkan bahwa keberanian dan pengetahuan tentang kondisi sosial-politik sangat penting dalam perjuangan.

Meskipun tidak terlalu aktif dalam pendidikan formal, semangatnya menginspirasi banyak perempuan muda untuk lebih sadar akan pentingnya pengetahuan dan keterampilan dalam memperjuangkan kebebasan dan keadilan.

Salah satu bukunya, Pahlawan Muda dari Maluku -- Buku ini mengisahkan perjuangan Martha dalam perang melawan kolonialisme serta nilai-nilai pendidikan yang ia wariskan kepada generasi berikutnya.

7. Fatmawati

Sebagai istri dari Presiden Soekarno, Fatmawati memahami pentingnya pendidikan bagi perempuan untuk membangun bangsa yang merdeka. Ia mendukung upaya-upaya pendidikan bagi perempuan dalam lingkup yang lebih luas.

Fatmawati menjadi simbol pendidikan perempuan yang berperan besar dalam pembangunan negara, baik sebagai ibu rumah tangga maupun tokoh masyarakat.

Salah satu bukunya, Catatan Kecil Bersama Bung Karno -- Buku ini mengisahkan peran Fatmawati dalam pendidikan dan pergerakan kemerdekaan Indonesia, serta bagaimana ia mendukung pendidikan bagi perempuan.

8. S.K. Trimurti

S.K. Trimurti percaya bahwa pendidikan adalah fondasi penting dalam membangun kesadaran nasional dan kesetaraan gender. Sebagai jurnalis dan aktivis, ia memperjuangkan pendidikan yang merata bagi semua.

Sebagai Menteri Perburuhan pertama Indonesia, ia aktif mendukung pendidikan perempuan di sektor publik dan memperjuangkan hak-hak pekerja.

Salah satu bukunya, Pendidik dan Pejuang Emansipasi -- Buku ini mengulas peran S.K. Trimurti sebagai seorang jurnalis, aktivis, dan pejuang pendidikan bagi perempuan Indonesia

9. Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serang melihat pentingnya pendidikan untuk mengasah keterampilan kepemimpinan, baik bagi laki-laki maupun perempuan, dalam konteks perjuangan melawan penjajah.

Ia mendidik generasi penerusnya dengan semangat juang, nilai-nilai moral, dan kepemimpinan yang kuat, menginspirasi banyak pejuang perempuan lainnya.

Salah satu bukunya, Pejuang Tangguh dari Jawa -- Buku ini membahas kehidupan Nyi Ageng Serang serta pengaruhnya dalam mendidik generasi muda di masa perang melawan kolonialisme.

10. Hasri Ainun Besari

Sebagai seorang dokter di era kepemimpinan suaminya; B.J Habibie. Baginya Pendidikan bukan hanya sekadar pencapaian akademis, tetapi juga sarana untuk membentuk karakter yang tangguh, bermoral, dan berempati, yang semuanya esensial untuk kemajuan individu dan bangsa.

Ia menekankan bahwa pendidikan adalah fondasi penting untuk pengembangan diri dan pembentukan keluarga serta bangsa yang kuat. Ainun meyakini bahwa pendidikan mampu meningkatkan kualitas hidup seseorang, membantu mereka berperan aktif di masyarakat, serta memberi kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.

Dalam bukunya yang berjudul Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan (ditulis oleh B.J. Habibie setelah kepergian Ainun), kita bisa melihat bagaimana Ainun tidak hanya memprioritaskan pendidikan bagi dirinya sendiri, tetapi juga mendukung pendidikan anak-anaknya dan masyarakat sekitar. Buku ini menyoroti dedikasinya dalam kehidupan pribadi dan sosial, serta bagaimana nilai-nilai pendidikan yang ditanamkannya berpengaruh besar pada keluarganya dan bangsa Indonesia

sumber gambar: pexels no copyright 
sumber gambar: pexels no copyright 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun