Mohon tunggu...
Nufi Asii Fairuziyyah
Nufi Asii Fairuziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Tiada lagi duniawi selain dunia sastra || https://fayruzeenufi.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Psikologis Ibu Kartini Pada Surat-suratnya di Buku Duisternis Tot Licht

20 Agustus 2024   17:31 Diperbarui: 21 Agustus 2024   10:46 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi buku terkait 

Buku legenda karya pahlawan wanita Indonesia; Raden Adjeng Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang | Duisternis Tot Litch adalah salah satu karya emas dalam literatur Indonesia yang didalamnya memuat surat-surat Raden Adjeng Kartini. 

Beliau selain seorang pahlawan nasional dan pionir dalam gerakan emansipasi perempuan di Indonesia. 

Buku ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Belanda dengan judul "Duisternis Tot Licht", yang berarti 'Dari Kegelapan Menuju Cahaya' dan yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Dari perspektif psikologis, "Habis Gelap Terbitlah Terang-Duisternis Tot Litch" oleh Raden Adjeng Kartini mencerminkan perjalanan internal yang kaya, kompleks, dan penuh perjuangan dari seorang perempuan yang berada di persimpangan antara tradisi dan modernitas. 

Surat-surat Kartini ini bisa dilihat sebagai bentuk eksplorasi psikologis terhadap identitas, perjuangan batin, serta proses pencarian makna hidup dalam konteks sosial dan budaya yang membatasi kebebasan perempuan.

Kartini diposisikan sebagai individu yang menghadapi konflik batin antara tekanan budaya patriarkal dan kebutuhan mendalam untuk kebebasan, identitas, dan otonomi. 

Surat-surat Kartini mengungkapkan kondisi psikologis perempuan yang terjepit dalam struktur sosial yang membatasi perkembangan diri mereka, sambil menunjukkan proses emosional yang mereka alami dalam merespons keterbatasan ini.

Ini beberapa perspektif psikologis yang ditemukan dalam surat-surat ibu Kartini pada buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang _ Duisternis Tot Litch'

1. Krisis Identitas

Kartini mengalami krisis identitas yang mendalam, di mana ia merasa terpecah antara perannya sebagai perempuan dalam masyarakat Jawa yang sangat patriarkal dan cita-citanya untuk mendapatkan kebebasan dan pendidikan yang lebih luas. 

Krisis ini merupakan bentuk konflik internal yang mencerminkan pertanyaan eksistensial: "Siapakah saya dalam dunia yang membatasi saya karena jenis kelamin saya?"

Dalam surat-suratnya, Kartini sering kali mengungkapkan keinginannya untuk menyeimbangkan antara hormat kepada tradisi dan hasrat untuk kebebasan pribadi. 

Secara psikologis, ini menunjukkan tekanan besar untuk membentuk identitas yang otentik di tengah masyarakat yang mengatur ketat peran gender dan kewajiban sosial.

2. Perjuangan Melawan Penindasan Internal

Dari sudut pandang psikologis, Kartini berjuang melawan apa yang bisa disebut sebagai internalized oppression atau penindasan yang sudah diinternalisasi. 

Perempuan dalam masyarakat tradisional Jawa sering kali dididik untuk menerima peran mereka sebagai subordinat laki-laki, dan Kartini sendiri, dalam beberapa titik, merasakan bahwa dirinya dibatasi oleh harapan-harapan budaya tersebut.

Namun, seiring berjalannya waktu, dia mulai memberontak secara mental dan emosional terhadap penindasan ini. 

Ini adalah proses psikologis di mana Kartini mencoba mendekonstruksi nilai-nilai patriarkal yang telah lama ia anut dan berusaha menggantinya dengan pemahaman baru yang lebih egaliter. 

Perlawanan batin ini dapat dilihat sebagai upaya untuk merebut kembali kendali atas kehidupan dan masa depannya.

3. Perkembangan Kesadaran Diri (Self-Awareness)

Seiring dengan perjalanan psikologisnya, Kartini menunjukkan perkembangan self-awareness atau kesadaran diri yang mendalam. 

Kesadaran ini tampak jelas dalam caranya menulis dan merefleksikan situasi dirinya, masyarakat, dan peran perempuan. Ia tidak hanya menyadari ketidakadilan yang ia alami tetapi juga berusaha memahami penyebab dan struktur sosial yang mempertahankannya.

Kesadaran diri ini penting dalam psikologi perkembangan karena menunjukkan bahwa Kartini mulai menyadari bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan, meskipun kecil, terhadap lingkungannya. 

Dia mulai melihat dirinya sebagai agen perubahan, yang merupakan langkah penting dalam perkembangan psikologis seseorang menuju otonomi dan kebebasan mental.

4. Emosi dan Kesejahteraan Psikologis

Kartini juga menghadapi berbagai tekanan emosional, seperti rasa frustrasi, ketidakberdayaan, dan depresi. Kondisi emosional ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk sepenuhnya mengendalikan nasibnya dan tekanan sosial yang berat. 

Dalam surat-suratnya, Kartini terkadang menunjukkan keputusasaan yang mendalam, tetapi ia juga menemukan kekuatan dalam harapan akan perubahan di masa depan.

Dari perspektif kesehatan mental, perjuangan emosional Kartini mencerminkan dampak negatif dari lingkungan yang menindas. 

Namun, surat-suratnya juga menunjukkan proses katarsis, di mana Kartini melepaskan perasaan-perasaan terpendamnya melalui tulisan. Ini bisa dianggap sebagai bentuk terapi pribadi yang membantu Kartini mengelola beban emosionalnya.

5. Motivasi dan Harapan

Secara psikologis, motivasi Kartini untuk menulis surat-surat ini dan memperjuangkan pendidikan perempuan dapat dipandang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan psikologis dasarnya, yakni kebutuhan akan kompetensi, otonomi, dan hubungan sosial yang berarti. Kartini memiliki hasrat untuk memperbaiki nasib perempuan dan masyarakatnya, yang menjadi sumber motivasi intrinsiknya. 

Motivasi ini, meskipun ditantang oleh berbagai hambatan eksternal, mendorongnya untuk terus berjuang dan berharap akan masa depan yang lebih cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun