Weiner meneliti faktor-faktor sosial, politik, dan lingkungan yang berkontribusi pada terciptanya kondisi di mana kreativitas dapat berkembang. Ia berargumen bahwa genius bukan hanya hasil dari bakat individu, tetapi juga hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Misalnya, di Florence pada masa Renaisans, perpaduan antara kekayaan, patronase seni, dan persaingan antar seniman menciptakan suasana yang mendukung inovasi artistik.
Selain itu, Weiner juga menekankan pentingnya keberagaman dan pertukaran ide sebagai bahan bakar kreativitas. Tempat-tempat yang paling kreatif sering kali adalah yang memiliki interaksi intensif antara budaya yang berbeda, yang memungkinkan munculnya gagasan-gagasan baru.
Weiner menulis dengan gaya yang cerdas dan penuh humor, membuat konsep-konsep yang kompleks menjadi mudah diakses dan menarik. Dia menggabungkan penelitiannya dengan pengamatan pribadi dan anekdot-anekdot yang menghidupkan setiap lokasi yang dikunjunginya.
Penulis menilai bahwa buku yang ditulis oleh Eric Winer ini menyediakan wawasan yang mendalam tentang bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi kreativitas.
Pendekatan interdisipliner ini berhasil menggabungkan sejarah, psikologi, dan geografi dengan sangat epik. Kepenulisan yang ringan dan menghibur membuat buku ini mudah diikuti, bahkan bagi pembaca yang tidak memiliki latar belakang akademis dalam topik yang dibahas.
Namun disisi banyaknya kelebihan pada buku ini, beberapa kritikus mungkin berpendapat bahwa kesimpulan yang diambil Weiner terlalu menyederhanakan kompleksitas yang terkait dengan lahirnya genius. Dan fokus pada contoh-contoh tertentu mungkin mengabaikan lokasi dan peradaban lain yang juga memiliki kontribusi besar terhadap sejarah kreativitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H