Mohon tunggu...
Nufi Asii Fairuziyyah
Nufi Asii Fairuziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Tiada lagi duniawi selain dunia sastra || https://fayruzeenufi.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendobrak Stigma Buruk Tindak Senioritas di Suatu Kelompok Menjadi Dampak Solidaritas yang Sehat

4 November 2022   12:07 Diperbarui: 4 November 2022   12:14 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan ini, saya akan mencoba menganalisis dari beberapa pertanyaan-pernyataan dan turut berkonribusi dalam penyelesaian pengklaiman alih-alih dangkal dalam menilik penindakan sosial beberapa kelompok ataupun organisasi bahwa ;apapun dan siapapun yang akan membawa keuntungan maupun kerugikan pada identitasnya, ia yang akan kemudian diasingkan serta dibedakan dan ataumalah sebaliknya ;didewakan tindakannya oleh wadah/lingkungan kelompoknya ataupun media massa. 

Jika benar adanya, dapat dibayangkan bagaimana nasib wadah suatu kelompok/organisasi dibalik kerasnya penggempuran berita media massa terkait tindas-menindasnya suatu kelompok yang belum lagi anggota didalamnya merasa keberadaan personalitasnya terancam oleh suatu kelompoknya sendiri? 

Melihat perumpamaan, kali ini bukan hanya soal anekdot-nya rakyat jelata yang tidak dianggap bau keberadaannya oleh para oknum penguasa tanah negeri, tapi lebih pada menilik masalah utama dari suatu kelompok atau sebuah organisasi yang sudah semakin kritis akan pembentukan solidaritas sosial didalamnya. 

Tidak heran jika akhirnya nyawa identitas suatu kelompok akan berakhir punah dan berkemungkinan besar akan meninggalkan jejak buruk bagi suatu anggota dan sejarah bagi momentum label kelompok hanya karena dosa-dosa moral dari apa-apa yang berada didalamnya ;individualis bertemaram-solidaritas terancam.

Lagi-lagi suatu kelompok melalaikan tujuan dari pasak berdirinya, seolah-olah kejayaan identitasnya hanya berasal dari perbudakan kekuasaan untuk ke-eksis-an semata, mereka melupakan makna dari solidaritas yang padahal disitulah letak utama nyawa dari rumahnya. Hamidah (2011;21-22) dalam hukum Romawi dikatakan bahwa solidaritas menunjuk pada idiom "Semua untuk masing-masing dan masing-masing untuk semua" Lalu dengan teori tersebut, apa yang sebenarnya menjadi sebab dari kasus peretakan sebuah relasi kelompok? Lagi-lagi jawabannya ialah ada pada bagaimana inti dari sebuah kelompok itu sendiri yakni orang-orang dan lingkungan yang memainkan peran didalamnya. 

Entah itu berlandas karena kekuasaan bergengsi anggota loyalitas yang berpangkat atau lahirnya keluguan anggota-anggota baru yang sebenarnya merupakan generasi emas suatu kelompok,-atau bahkan berasal dari sistem yang mewadahi keduanya. Kemudian jika terjadi ketidakseimbangan, apakah tumbal pelaku dari masalah berada pada anggota berpangkat yang bertitle senior saja? 

Dan kemudian tanda tanya besar disini ialah ;Apakah semua senior sepadan dengan istilah senioritas? Istilah yang secara ilmiah mampu menyeret kita pada pandangan "Manusia tua yang mendewakan diri?" atau "Keloyalitas anggota yang memiliki hak istimewa?" yang tentunya -tidak jauh-jauh, secara sadar atau tidak ;tugas dari istilah tersebut ialah antara menghidupkan ataupun mematikan kalangan suatu kelompoknya.

Kemudian bagaimana dengan nasib mereka si junior, si bau kencur, si anak kemarin sore/si ingusan yang di elu-elukan kemalangannya? Yang jika benar bahwa mereka pantas disebut korban pada suatu kasus, maka begitupula dengan si sesepuh-nya suatu kelompok yang sudah biasa menjadi tumbal dengan disebutnya sebagai pelaku suatu kasus. 

Alangkah pentingnya bagi masing-masing anggota (baik junior maupun senior) untuk bisa memilah-milih peran mana yang harus ia perankan dengan-sebaik-baiknya ;tegas yang bermoral serta alangkah pentingnya suatu sistem pimpinan atau suatu wadah kelompok untuk mampu melihat gejala-gejala kecil dari suatu permasalahan yang tersurat maupun tersirat. 

Sistem yang hanya menilik dampak positif disamping sebab negatif atau hanya memfokus kasus negatif daripada memanfaatkannya menjadi keseimbangan ialah hal kecil yang teramat penting dari tugasnya  (suatu sistem kelompok) "tapi" alangkah sering dilalaikan dan sudah pasti bahwa dari kesemua itu tidak lain mempunyai gejala sebab yang sama yakni kekuasaan dan pastinya dampak besar suatu kelompok mau tak mau harus menanggung akibat dari faktor senioritas yang kerap terjadi baik mereka sadari atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun