Mereka belajar tentang asal usul ilmu entah itu fiqih atau hadits.
Semua yang mereka dapatkan. Tidak lain karena seabrek perjuangan.
Mereka benar-benar merasakan ketakutan yang emosional selama menempuh panjangnya pendidikan. Mereka yang kesulitan dalam belajar. Tetap ditempuh bagaimanapun. Mereka tau mana menyerah mana tangguh.
Karena perlu digaris bawahi, bahwa orang berilmu akan takut berbuat dosa karena telah paham akan dosa yang akan ditanggungnya karena melakukan hal buruk itu. Berbeda jika seseorang tidak mengerti akan dampak yang akan ditimbulkan jika ia melakukan dosa dan tidak takut kepada Allah.
Bisa dibayangkan, bagaimana cahaya negeri ini akan berkilau di masa depan ketika dipenuhi orang-orang yang berilmu luas. Karena kitab-kitab yang diajarkan didalam pesantren sama banding menarik dengan ilmu-ilmu politik. Indonesia pun akan di tamengi keberkahan yang luar biasa.
Wahai pemuda. Cintailah Indonesiamu seolah kamu sedang berjuang melawan sejuta pedang bersama pahlawan-pahlawan terdahulu.
Cintailah Tuhanmu seolah kamu masih diberi umur yang panjang dibanding pahlawan-pahlawan yang ada di negerimu.
Teruslah berkembang selagi kamu yang memerdekakan Negara dan selagi kamu masih diberi umur olehNya.
Ingatlah wahai darah cucu jenderal! Entah kau sabang atau marauke, ingatlah! bahwa ilmu akan terus panjang dan dunia akan terus berubah.
"Namun bagaimana jika aku sungguh menyesal akan kebodohan?"
Tak apa. Kata menyesal yang keluar dari mulut orang bodoh adalah sebuah penghargaan dari sebutir dolar para perut kerbau.