Part 1: MengenalÂ
.
Hai, begitulah kau sapa aku.
Terlihat sapaan kaku, tapi siapa sangka kita bisa senyaman ini ya.
Dulu, jangankan untuk sekedar saying, membalas pesanmu saja tak sedikitpun terlintas
Hari-hari selalu menari-nari, seolah mereka menjadi saksi bisu akan perasaanku yang berbunga
Kubilang tak bahagia? Bohong
Kubilang tak indah? Bohong
Bahkan, sekedar tulisan kamu Typing aja rasanya seperti menerima raport, akankan romantis seperti nilai baikku, atau merah seperti nilai 5 matematikaku.
Begitulah, berulang, dan terlihat bahagia
Part 2: Nyaman atau Cinta?
.
Sudah sangat lama kenal. Di setiap hari bahagiaku, kau selalu tak ingin terlewat. Haha.. lucu, bahkan untuk sedetikpun.
Aku sudah menjadi prioritas.
Kamu selalu ada, dan sebaliknya.
Aku dengan ccerita-cerita recehku dan kamu dengan cerita-cerita kebanggaanmu.
Kadang lupa, jam sudah dini hari.
Eh, tau-tau sudah diingatkan sahur, kalau puasa. Kalau hari biasa, ya diingatkan sholat.
Part 3: Luka
.
Kau bilang, aku tak pernah bisa bersikap biasa saja saat kamu membawa ceritamu hari ini, tentang cowok itu.
Oke, disini kadang kita juga suka beradu argumen. Ah, kayak sedang debat capres saja ya.
Bukan, maksudku, kamu dengan egomu dan aku dengan egoku.
Lelah, lalu besok kembali seperti semula.
Kadang kesalahan kecil mulai dianggap masalah besar.
Belum dewasa ya.
Sama, aku juga.
Part 4: Melepas
.
Namanya juga nyaman, untuk ditinggal, kadang susah.
Pernah punya waktu bersama, bahkan sudah sampai menyusun rasa bersama, waktu bersama
Tapi, ternyata kau dan aku sama-sama salah..
Sebegitu hebatnya kita merancang dunia kita sendiri
Sebegitu egoisnya kita mendahuli taqdir tuhan
Kita lupa, seberapa kuat rencana kita
Tuhanlah yang tetap dan selalu menentukan
Kadang tuhan kasih orang baik dalam hidup kita untuk menjadi warna ungu di pelangi hidup kita
Kita lupa, bahwa semuanya sudah tertulis, hingga kepada tulangrusuk.
Kita memutuskan untuk bahagia masing-masing
Kau dengan jalanmu, dan aku juga dengan jalanku.
Hai.. Aku tak pernah benar-benar pergi, aku hanya dipaksa keaadaan untuk tak lagi punya waktu untuk kita seperti dulu.