Cerita tentang panas Bumi, saya pernah meneliti konsorsium  bakteri termofilik di sekitar kawah kamojang Jawa barat, Lingkungan dengan panas bumi, memungkinkan bakteri yang tahan panas bisa berkembang. Sel bakteri demikian adalah sisa-sisa sel purba. Alasannya pada saat awal terbentuknya bumi kondisi bumi sangat panas,  kehidupan termofilik(suka akan suhu tinggi), merupakan kehidupan perintis di bumi. Suhu bumi tinggi, dan kadar oksigen rendah merupakan lingkungan ekstrim.
Panas bumi kini banyak dilirik sebagai sumber energi terutama energi listrik. Kondisi demikian  sangat menantang Indonesia, di Era Presiden Prabowo, yang mencanangkan program swa sembada energi. Mengapa demikian?
Alasannya, Pertama, Penggunaan bahan bakar fosil secara terus-menerus sebagai sumber utama untuk menghasilkan listrik merupakan salah satu faktor utama penyebab pemanasan global. Selama beberapa tahun terakhir, berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari alternatif energi yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan bersih. Pemanfaatan energi geotermal dari permukaan jalan raya adalah salah satu alternatif yang telah dikembangkan dan diselidiki baru-baru ini.
Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi peningkatan besar dalam permintaan energi yang berkaitan dengan bahan bakar fosil akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat, yang mengakibatkan peningkatan signifikan dalam tingkat emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2). Penggunaan bahan bakar fosil secara terus-menerus menjadi faktor utama yang mempercepat pemanasan global , dengan lebih dari 70% dari total emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Akibatnya, kerusakan signifikan dan dampak merugikan terhadap sistem biologis, fisik, dan sosial-ekonomi terlihat, seperti peningkatan suhu, banjir bandang, kekeringan, pulau panas perkotaan, dan kenaikan permukaan laut.
Kedua, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak hanya memiliki potensi sumber daya energi yang besar, tetapi juga mengalami laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan industri, Indonesia memerlukan pasokan energi yang signifikan. Saat ini, konsumsi energi Indonesia masih sangat bergantung pada sumber energi tak terbarukan seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil secara terus-menerus memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca yang besar, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan iklim global.
Pemerintah Indonesia, melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006, telah menetapkan target untuk mencapai bauran energi yang optimal pada tahun 2025, dengan energi terbarukan mencakup 17% dari total konsumsi energi nasional. Dari proporsi energi terbarukan tersebut, energi panas bumi diharapkan menyumbang lebih dari 5%. Target ini bertujuan untuk memastikan ketahanan pasokan energi dalam negeri. Meskipun tidak secara eksplisit mencantumkan tujuan terkait pengurangan dampak lingkungan, peningkatan penggunaan energi bersih diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia.
Namun, meskipun memiliki potensi besar, energi panas bumi sebagai salah satu sumber utama energi terbarukan belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Sejak dimulainya pembangkit listrik tenaga panas bumi Kamojang-1 pada tahun 1983 hingga 2017, Indonesia baru berhasil memanfaatkan sekitar 6% dari total potensi energi panas bumi nasional. Tulisan  ini, melalui kajian pustaka, bertujuan untuk merangkum berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mendorong pemanfaatan energi panas bumi guna mencapai target pemerintah pada tahun 2025. Selain itu, kajian  ini juga berupaya untuk mengusulkan alternatif solusi guna mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
SELAYANG PANDANG ENERGI PANAS BUMI
Geotermal adalah energi yang diperoleh dari panas yang ada di dalam bumi. Energi ini berasal dari proses alami seperti pelapukan radioaktif di dalam inti bumi yang menghasilkan panas. Sumber energi geotermal dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti pembangkit listrik, pemanasan ruangan, dan proses industri.
Energi geotermal dapat diekstraksi melalui pengeboran sumur untuk mengambil uap atau air panas yang ada di dalam bumi, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik atau menyediakan panas. Keuntungan utama dari energi geotermal adalah ramah lingkungan, berkelanjutan, dan dapat diperoleh secara lokal, yang membuatnya menjadi alternatif energi yang menarik di banyak negara.