Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Potensi Terpendam Jamur Tiram, Dari Nutrisi dan Khasiat Medis

21 November 2024   22:50 Diperbarui: 22 November 2024   05:29 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jamur merupakan bagian integral dari diet manusia yang normal, dan dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi jamur telah meningkat pesat, yang mencakup berbagai spesies. Genus Pleurotus terdiri dari sekitar 40 spesies berbeda yang umum dikenal sebagai "jamur tiram". Di antara beberapa spesies dalam genus ini, Pleurotus ostreatus (P. ostreatus) banyak dikonsumsi di seluruh dunia karena rasa, aroma, nilai gizi yang tinggi, dan khasiat medisnya. 

Karena kandungan berbagai komposisi gizi dan bahan aktif dalam P. ostreatus, jamur ini dilaporkan memiliki aktivitas antidiabetes, antibakteri, antikolesterol, antiartritis, antioksidan, antikanker, menjaga kesehatan mata, dan antivirus. 

Dalam tinjauan ini, kami secara khusus mengungkapkan nilai gizi tinggi dari P. ostreatus, terkait dengan potensi penggunaannya sebagai obat yang menunjukkan bahwa jamur P. ostreatus merupakan salah satu makanan fungsional nutraceutical yang paling penting.

Karena terdapat sejumlah besar senyawa seperti lektin, polisakarida, polisakarida-peptida, dan kompleks polisakarida-protein yang telah diisolasi dari jamur, dan senyawa-senyawa ini terbukti memiliki sifat antioksidan, antikanker, antimikroba, antidiabetes, antihiperkolesterolemik, dan imunomodulator (Cohen et al. 2002 dan Bobek dan Galbavy 2001).

KESIMPULAN

Berdasarkan pengetahuan terkini, jamur Pleurotus dikenal sebagai sumber yang kaya akan zat bioaktif. Walaupun jumlah penelitian mengenai manfaat kesehatan jamur Pleurotus telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar penelitian tersebut masih terbatas pada uji coba in vitro atau percobaan pada hewan.

 Hingga kini, uji klinis pada manusia masih tergolong sedikit. Selain itu, perlu ditekankan bahwa mekanisme aksi zat bioaktif dalam jamur tiram belum sepenuhnya dipahami. Saat ini, teknik-teknik canggih digunakan dalam penelitian intensif untuk mengekstraksi metabolit baru dari jamur tiram. 

Pengujian lebih lanjut mengenai efek farmakologisnya melalui uji in vitro dan uji klinis sangat dibutuhkan. Menemukan efek sinergis dari zat-zat ini dalam tubuh manusia akan membuka peluang untuk memanfaatkan potensi kesehatan dan terapeutik jamur tiram secara optimal. Moga bermanfaat****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun