Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kosabangsa, Diversifikasi Teknologi Pertanian Budidaya Jamur dan Akuafonik di Desa Fatuneno

20 November 2024   19:44 Diperbarui: 20 November 2024   21:54 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat Pengaduk media jamur (Dokpri)

Siang hari itu, saya dijemput di Bandara Eltari, Kupang. Saya sendiri baru pertama kali datang di kota itu, Kota yang berada di dekat pantai, sungguh sangat mengesankan saya, indah  dan unik, dengan tradisi masyarakatnya yang ramah.

Saya dijemput oleh Lukas Pardosi  dan kawan-kawan, dari Universitas Timor. Mereka semuanya

 telah berada sejak pagi hari,  meraka berangkat dari Kabupaten Timor Tengah Utara, dengan jarak tempuh 4-5 jam.

Saya disambut dengan rasa hormat dan ramah, seperti kebanyakan tradisi orang Timor yang saya liwati. Ketika melintasi jalan keluar bandara.  Tersenyum ramah dengan bibir merah  karena tradisi menguyah sirih, yang membuat bibir mereka seperti bergincu.

Saya melempar pandangan kesegala arah, dengan menyentuhkan tanah, kemudian saya oleskan digidat saya, sebagai hormat saya pada Ibu Pertiwi (tanah ) dimanapun kami datangi.

Saya hadir untuk mendampingi  kegiatan pengabdian Kosabangsa, hibah pengabdian yang mereka dapatkan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek)  dengan judul " Diversifikasi Tekonologi Pertanian Budidaya Jamur Tiram Dan Akuaponik Pada Kelompok Tani Anifu Dan PKKDesa Fatuneno Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Di Perbatasan NKRI- RDTL. Lalu apa itu program  kosabangsa?

Diperbatasan RI -Timor Leste (Dokpri)
Diperbatasan RI -Timor Leste (Dokpri)

Kosabangsa adalah merupakan kegiatan pengabdian yang digelontorkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek). 

Program ini sebagai bentuk kontribusi nyata dari perguruan tinggi untuk bangsa, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan dengan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni budaya.

Program ini adalah inisiatif pendanaan dari Ditjen Diktiristek melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), yang bertujuan untuk mendorong kolaborasi dalam pengembangan dan penerapan IPTEKS yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, agar dapat bermanfaat bagi masyarakat di daerah-daerah tertinggal, kawasan dengan tingkat kemiskinan ekstrem, serta wilayah rawan bencana.

Aspek penting  yang perlu diingat adalah "kolaborasi". Program ini melibatkan kolaborasi antar perguruan tinggi dari berbagai klaster, yaitu antara Perguruan Tinggi Pelaksana yang memahami karakteristik masalah di wilayah mitra sasaran, dan Perguruan Tinggi Pendamping yang memberikan dukungan dalam pengembangan teknologi serta inovasi berdasarkan riset perguruan tinggi. 

Hasil riset ini kemudian diimplementasikan di masyarakat, disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan yang ada di wilayah pelaksanaan Program Kosabangsa.

Saya bersama teman, dari Undiksha, yang telah melakukan pedampingan dalam Membantu penyusunan proposal, Desain Teknologi, Pedampingan pelatihan dan penerapan Teknologi, Pengolahan Teknologi Hasil Pertanian, dan Evaluasi.Saya bersama teman-teman dosen yang rata-rata muda dari Universitas Timor itu, mereka sangat antusias untuk mengembangkan wilayah  perbatasan.

Lebih jauh. Urgensi dari Program Kosabangsa Desa Fatuneno Kecamatan Miomaffo Barat bersama mitra sasaran, yakni Kelompok Tani Ani'fu, disebabkan oleh rendahnya produktivitas pertanian anggota kelompok tani saat musim kemarau, serta kurangnya pengetahuan mengenai teknologi dan inovasi pertanian dalam melakukan diversifikasi untuk pertanian yang berkelanjutan. 

Sementara itu, urgensi bagi mitra sasaran Kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Fatuneno terletak pada minimnya pemberdayaan anggota dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, kurangnya pengetahuan terkait teknologi dan inovasi pengolahan hasil pertanian, serta terbatasnya kemampuan dalam manajemen usaha dan pemasaran produk pertanian.

TUJUAN KEGIATAN KOSABANGSA

Tujuan dari program Kosabangsa ini adalah untuk meningkatkan produktivitas Kelompok Tani Ani'fu dan PKK Desa Fatuneno melalui penerapan teknologi pertanian yang beragam, khususnya dalam budidaya jamur tiram dan akuaponik. 

Pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah Participatory Action Research (PAR). Kegiatan yang direncanakan meliputi sosialisasi, penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan terkait diversifikasi teknologi pertanian, serta penerapan teknologi seperti mixer baglog, steam sterilization, smart feeding akuaponik, soiner, dan vacuum sealer. 

Langkah berikutnya adalah evaluasi dan pendampingan berkelanjutan untuk memastikan kelangsungan program. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain peningkatan produktivitas, peningkatan keterampilan dalam manajemen usaha tani, serta kemampuan dalam pengolahan hasil pertanian untuk keperluan pemasaran. 

Publikasi yang diharapkan meliputi publikasi di jurnal pengabdian Sinta 4, prosiding seminar nasional pengabdian, publikasi di media cetak dan online, video kegiatan di YouTube, serta publikasi poster.

Kumbung jamur Tiram di Desa Fatuneno (Dokpri) 
Kumbung jamur Tiram di Desa Fatuneno (Dokpri) 

Hasil yang diinginkan dari Program Kosabangsa tahun ini adalah peningkatan pendapatan mitra sasaran melalui penerapan teknologi diversifikasi dalam budidaya jamur tiram dan akuaponik. Selain itu, program ini diharapkan dapat membantu mitra untuk menjalankan kegiatan pertanian sepanjang tahun tanpa tergantung pada musim.

Dalam perjalanan saya banyak bertanya, lagi berapa jauh kita sampai tujuan, kurang lebih 200 Km, mendengar itu, wah jauh banget, kata saya. Namun saya terhibur, jalannya mulus, ini jalan Selama pak Jokowi jadi presiden, mulus dan lebar. 

Beberpa pernyanyaan saya , saya ungkapkan, tentang jumlah suku, tradisi dan tantangan pengembangan Pulau Timor menjadi obyek wisata  baru  seperti Pulau Bali. Mereka tersenyum, mudah-mudahan, amin, kata mereka.

KERAMAHAN ORANG TIMOR

Selama pendampingan program Kosa bangsa, yang diketuai oleh  Lukas Pardosi, keramahan penduduk sangat tampak. Anak sekolah dan para petani, dan emak-emak, selalu senyum menyapa kami, dengan selamat pagi, siang atau sore.

Dalam kegiatan Kosabangsa, juga melibatkan mahasiswa, saya melihat mereka dengan bahsa yang berbeda mereka berkomunikasi, saya tanya, apakah anda beda suku, ya Pak, lalu menanyakan berapa suka yang ada di Timor ini?   Di Pulau Timor, terdapat berbagai suku bangsa yang memiliki budaya, bahasa, dan adat istiadat yang kaya. Pulau Timor terbagi antara dua negara, Indonesia di bagian barat (Provinsi Nusa Tenggara Timur) dan Timor Leste di bagian timur. 

Setiap wilayah ini memiliki keanekaragaman suku yang khas, meskipun beberapa suku juga tersebar di kedua sisi perbatasan. Berikut adalah beberapa suku yang ada di Pulau Timor: Suku Tetum, Suku Bunak, Suku Helong, Suku Kemak, Suku Dawan, Suku Atoni, Suku Mambai,  dan Suku Rote.

KEANEKARAGAMAN BUDAYA

Suku-suku di Pulau Timor sering kali menjaga tradisi mereka melalui sistem kekerabatan yang ketat dan adat istiadat yang diwariskan turun-temurun. Banyak dari mereka masih mempertahankan sistem pemerintahan adat, yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh masyarakat seperti raja-raja adat atau kepala suku yang memimpin berdasarkan kepercayaan dan keputusan bersama. 

Keberagaman bahasa juga menjadi bagian penting dalam identitas budaya mereka. 

Secara umum, masyarakat di Pulau Timor dikenal dengan keramahtamahan, serta hubungan yang sangat erat dengan alam dan leluhur mereka. Walaupun terpisah oleh batas negara, banyak suku di Pulau Timor yang memiliki kesamaan dalam tradisi dan cara hidup yang mencerminkan warisan budaya yang kaya.

BUAYA DI LAUT TIMOR

Keindahan alam pantai memang menawan, saya bertanya mengapa tidak ada orang mandi di pinggir laut? Mereka menjawab bahwa pantai laut disini ada buayanya. Konflik antara buaya dengan penduduk kerap terjadi  Litertur menyebutkan bahwa Kondisi buaya di laut sekitar Pulau Timor, khususnya di wilayah Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT), cukup signifikan. 

Di daerah ini, terdapat beberapa jenis buaya yang dapat ditemukan di perairan laut, terutama buaya muara (Crocodylus porosus) dan buaya air tawar (Crocodylus mindorensis).

Buaya Muara (Crocodylus porosus)

Buaya muara adalah jenis buaya yang paling umum ditemukan di kawasan perairan sekitar Pulau Timor. Jenis ini dikenal juga dengan nama buaya saltwater karena kemampuan mereka hidup baik di air tawar maupun air laut. Buaya ini sering ditemukan di muara sungai, estuari, pantai, serta perairan pesisir.

Beberapa kondisi yang mempengaruhi keberadaan dan populasi buaya muara di sekitar Pulau Timor antara lain: Perubahan Perubahan habitat: Aktivitas manusia seperti reklamasi pantai, pembangunan pesisir, serta konversi lahan dapat mengurangi habitat alami buaya. Peningkatan polusi dan kerusakan ekosistem pesisir juga berdampak pada kelangsungan hidup buaya. 

Kedua Perburuan: Meskipun ada upaya konservasi, perburuan liar untuk kulit dan bagian tubuh buaya tetap menjadi ancaman, meskipun sudah diatur dalam hukum perlindungan satwa liar. 

Ketiga Konflik dengan manusia: Di beberapa daerah di Pulau Timor, ada laporan tentang konflik antara manusia dan buaya, terutama di kawasan yang dekat dengan perairan tempat buaya tinggal. Hal ini dapat menyebabkan populasi buaya menjadi terancam jika mereka diburu sebagai respon terhadap serangan atau ketakutan.

Secara keseluruhan, buaya di sekitar Pulau Timor masih memiliki populasi yang cukup, tetapi mereka tetap menghadapi berbagai ancaman dari aktivitas manusia dan perubahan lingkungan. Upaya perlindungan yang lebih kuat dan kesadaran akan pentingnya spesies ini perlu ditingkatkan untuk memastikan kelangsungan hidup mereka di alam liar.

BUDAYA,  DIMANA  BUAYA ADALAH LELUHUR MEREKA.

Buaya leluhur" (crocodile ancestors) merupakan simbol penting dalam kebudayaan masyarakat Timor, baik Timor Leste maupun wilayah Timor di Indonesia. Dalam banyak cerita rakyat, buaya bukan hanya dianggap sebagai hewan, tetapi juga memiliki kedudukan sebagai makhluk mitologis yang terkait dengan leluhur, asal-usul manusia, dan kepercayaan spiritual. 

Buaya sering dianggap sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan kedewasaan dalam tradisi masyarakat Timor.

BEBERAPA HAL YANG TERKAIT DENGAN "BUAYA LELUHUR" DI TIMOR:

Simbolisme Leluhur: Buaya dianggap sebagai makhluk yang sangat dihormati karena diyakini memiliki hubungan langsung dengan leluhur atau nenek moyang. Dalam banyak kisah, buaya dipercaya sebagai penghubung antara dunia manusia dan dunia roh. Oleh karena itu, hewan ini sering kali dijadikan simbol dalam upacara adat atau ritual-ritual yang berkaitan dengan kehormatan leluhur.

Cerita Rakyat: Dalam mitologi Timor, buaya sering kali muncul dalam cerita-cerita tentang penciptaan atau asal-usul masyarakat. Ada beberapa versi cerita di mana buaya berperan sebagai pelindung, pemandu, atau makhluk yang membantu manusia dalam mencari pengetahuan atau kehidupan yang lebih baik.

Penghormatan pada Buaya: Dalam beberapa komunitas di Timor, terutama di daerah pedalaman, buaya dihormati dalam bentuk patung atau ukiran yang menggambarkan buaya sebagai simbol kekuatan dan perlindungan. Kadang-kadang, bahkan ada larangan untuk membunuh buaya, karena mereka dianggap sebagai makhluk suci atau pembawa keberuntungan.

Upacara Adat: Beberapa upacara adat di Timor mungkin melibatkan simbol buaya sebagai bagian dari penghormatan kepada leluhur atau dalam rangka memohon perlindungan atau keberuntungan. Ritual ini bisa berupa tarian, nyanyian, atau persembahan yang dilakukan di tempat-tempat yang dianggap suci.

Dalam konteks budaya Timor, buaya lebih dari sekedar hewan, melainkan juga sebagai makhluk yang memegang peran dalam spiritualitas, kehidupan sosial, dan identitas budaya masyarakat Timor.

GAS MELON , TIDAK DIPAKAI, MINYAK TANAH SUBSIDI TERBESAR

Ketika diberikan pelatihan mereka semua pada takut untuk menggunakan tabung gas, karena mereka menggunakan minyak tanah. Alasannya meledak, saya taku kata salah satu ibu-ibu, mereka lebih senang menggunakan kayu bakar. Penggunaank ayu bakar menyebabkan penggunaan minyak tanah  banyak.

Subsidi minyak tanah di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk memastikan masyarakat yang berada di wilayah yang lebih terpencil atau dengan akses terbatas terhadap energi tetap dapat mengakses bahan bakar dengan harga yang terjangkau. 

Minyak tanah, meskipun sudah semakin tergantikan oleh LPG (gas elpiji) di banyak daerah, masih tetap menjadi sumber energi penting bagi banyak rumah tangga di NTT, terutama di daerah pedesaan yang lebih sulit dijangkau infrastruktur gas.

Secara keseluruhan, subsidi minyak tanah di NTT adalah kebijakan yang dimaksudkan untuk menjamin akses energi bagi masyarakat yang belum sepenuhnya terjangkau oleh sistem energi modern, meskipun ada upaya untuk mengurangi ketergantungan pada minyak tanah dan beralih ke sumber energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

KUALITAS AIR KAPUR

Saya diingatkan oleh beberapa dosen dari Unimor, untuk tidak minum air putih yang disediakan pedagang nasi , sebab kandungan kapurnya sangat tinggi. Mengapa demikian? Kadar kapur yang tinggi pada air minum di Pulau Timor, atau yang sering disebut sebagai kandungan kalsium karbonat (CaCO), dapat menjadi masalah yang berkaitan dengan kualitas air. 

Air yang mengandung kadar kapur tinggi disebut juga sebagai air "keras." Kadar kapur yang tinggi pada air minum biasanya diukur dengan parameter kekerasan air, yang dinyatakan dalam satuan ppm (parts per million) atau mg/L.

Saya bersama Dosen Muda Unimor (Foto: Lukas Pardosi) 
Saya bersama Dosen Muda Unimor (Foto: Lukas Pardosi) 

Penyebab Air Keras:

  1. Geologi daerah: Pulau Timor memiliki banyak formasi batuan kapur dan batuan dasar yang mengandung kalsium dan magnesium. Ketika air mengalir melalui batuan ini, unsur-unsur tersebut larut dalam air, meningkatkan kekerasan air.
  2. Curah hujan yang rendah: Pada daerah dengan curah hujan rendah seperti Timor, air tanah cenderung mengalir melalui batuan kapur dan mengalami peningkatan kandungan mineral, sehingga kadar kapur dalam air meningkat.

Dampak Kadar Kapur Tinggi pada Air Minum:

  1. Kesulitan dalam pemasakan: Air keras dapat mengurangi efisiensi pemanasan, misalnya saat memasak, karena endapan kapur yang terbentuk dalam pipa atau peralatan masak.
  2. Kesehatan: Pada kadar tertentu, meskipun tidak berbahaya dalam jumlah moderat, air keras dapat menyebabkan masalah kesehatan tertentu, terutama jika mengonsumsi air yang mengandung mineral berlebihan, seperti kalsium atau magnesium, yang bisa mempengaruhi penyerapan mineral lainnya.
  3. Peralatan rumah tangga: Air keras dapat menyebabkan penumpukan kerak pada peralatan rumah tangga, seperti mesin cuci, pemanas air, dan pipa-pipa, yang dapat mengurangi umur peralatan tersebut.

Penanggulangan Air Keras: Untuk mengurangi dampak air keras, beberapa metode dapat diterapkan, seperti:

  • Penggunaan penjernih air yang dapat mengurangi kadar kalsium dan magnesium, seperti dengan menggunakan pelunak air (water softener).
  • Desalinasi atau pengolahan air untuk mengurangi kadar mineral jika air keras mencapai tingkat yang sangat tinggi.

Kadar kapur yang tinggi di Pulau Timor terutama disebabkan oleh kondisi geologi setempat, dan untuk mengelola kualitas air minum, seringkali diperlukan pengolahan agar aman dan nyaman untuk dikonsumsi.

Saya berterima kasih pada Unimor yang telah menggunakan saya sebagai pedamping, serta kementrian atas Program Kosabangsa, saya menjadi bertambah wawasan tentang  saudara kita di tapal batas. Moga bermanfaat***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun