Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kosabangsa, Diversifikasi Teknologi Pertanian Budidaya Jamur dan Akuafonik di Desa Fatuneno

20 November 2024   19:44 Diperbarui: 20 November 2024   21:54 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumbung jamur Tiram di Desa Fatuneno (Dokpri) 

BUAYA DI LAUT TIMOR

Keindahan alam pantai memang menawan, saya bertanya mengapa tidak ada orang mandi di pinggir laut? Mereka menjawab bahwa pantai laut disini ada buayanya. Konflik antara buaya dengan penduduk kerap terjadi  Litertur menyebutkan bahwa Kondisi buaya di laut sekitar Pulau Timor, khususnya di wilayah Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT), cukup signifikan. 

Di daerah ini, terdapat beberapa jenis buaya yang dapat ditemukan di perairan laut, terutama buaya muara (Crocodylus porosus) dan buaya air tawar (Crocodylus mindorensis).

Buaya Muara (Crocodylus porosus)

Buaya muara adalah jenis buaya yang paling umum ditemukan di kawasan perairan sekitar Pulau Timor. Jenis ini dikenal juga dengan nama buaya saltwater karena kemampuan mereka hidup baik di air tawar maupun air laut. Buaya ini sering ditemukan di muara sungai, estuari, pantai, serta perairan pesisir.

Beberapa kondisi yang mempengaruhi keberadaan dan populasi buaya muara di sekitar Pulau Timor antara lain: Perubahan Perubahan habitat: Aktivitas manusia seperti reklamasi pantai, pembangunan pesisir, serta konversi lahan dapat mengurangi habitat alami buaya. Peningkatan polusi dan kerusakan ekosistem pesisir juga berdampak pada kelangsungan hidup buaya. 

Kedua Perburuan: Meskipun ada upaya konservasi, perburuan liar untuk kulit dan bagian tubuh buaya tetap menjadi ancaman, meskipun sudah diatur dalam hukum perlindungan satwa liar. 

Ketiga Konflik dengan manusia: Di beberapa daerah di Pulau Timor, ada laporan tentang konflik antara manusia dan buaya, terutama di kawasan yang dekat dengan perairan tempat buaya tinggal. Hal ini dapat menyebabkan populasi buaya menjadi terancam jika mereka diburu sebagai respon terhadap serangan atau ketakutan.

Secara keseluruhan, buaya di sekitar Pulau Timor masih memiliki populasi yang cukup, tetapi mereka tetap menghadapi berbagai ancaman dari aktivitas manusia dan perubahan lingkungan. Upaya perlindungan yang lebih kuat dan kesadaran akan pentingnya spesies ini perlu ditingkatkan untuk memastikan kelangsungan hidup mereka di alam liar.

BUDAYA,  DIMANA  BUAYA ADALAH LELUHUR MEREKA.

Buaya leluhur" (crocodile ancestors) merupakan simbol penting dalam kebudayaan masyarakat Timor, baik Timor Leste maupun wilayah Timor di Indonesia. Dalam banyak cerita rakyat, buaya bukan hanya dianggap sebagai hewan, tetapi juga memiliki kedudukan sebagai makhluk mitologis yang terkait dengan leluhur, asal-usul manusia, dan kepercayaan spiritual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun