Saat ini, terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam pengembangan dan pemanfaatan biogas:yakni  (1) Infrastruktur yang Terbatas: Banyak daerah yang belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk mengolah limbah menjadi biogas. (2)Biaya Awal yang Tinggi: Investasi awal untuk instalasi biogas seringkali tinggi, sehingga menjadi penghalang bagi petani atau usaha kecil. (3) Kurangnya Pengetahuan dan Edukasi: Banyak petani dan masyarakat yang belum memahami manfaat dan cara pengelolaan biogas secara efektif. (4) Variabilitas Bahan Baku: Ketersediaan bahan baku yang konsisten dan berkualitas dapat menjadi tantangan, terutama di daerah dengan musim tertentu. (5) Masalah Teknologi: Teknologi yang digunakan untuk produksi biogas mungkin belum optimal atau sulit diterapkan di lapangan. (6) Persaingan dengan Energi Lain: Biogas sering kali kalah bersaing dengan sumber energi konvensional yang lebih murah dan lebih mudah diakses. (7) Emisi Gas Rumah Kaca: Jika tidak dikelola dengan baik, sistem biogas dapat menghasilkan emisi metana yang berbahaya. Mengatasi masalah-masalah ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan pengembangan teknologi yang lebih efisien.
Emisi gas rumah kaca, Emisi gas rumah kaca dari biogas terutama berasal dari dua komponen utama: (2) Metana (CH): Metana adalah gas rumah kaca yang sangat kuat, dengan potensi pemanasan global yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida (CO) dalam jangka pendek. Jika sistem biogas tidak dikelola dengan baik, misalnya, ada kebocoran dari tangki fermentasi, metana dapat terlepas ke atmosfer. Ini bisa terjadi jika limbah organik tidak sepenuhnya terurai atau ada masalah dalam proses anaerobik. (2) Karbon Dioksida (CO): Selama proses penguraian anaerobik, meskipun metana yang dihasilkan merupakan gas rumah kaca yang paling signifikan, proses tersebut juga menghasilkan karbon dioksida. Meskipun CO tidak sekuat metana dalam hal dampak pemanasan global, tetap penting untuk diukur dalam konteks keseluruhan emisi gas rumah kaca.
Pengelolaan yang baik dari sistem biogas, termasuk pemeliharaan yang tepat dan penggunaan teknologi yang efisien, dapat meminimalkan emisi gas rumah kaca ini dan bahkan dapat mengurangi emisi total jika dibandingkan dengan pembakaran limbah organik yang menghasilkan emisi CO dan metana tanpa kontrol.
Untuk mengatasi emisi karbon dioksida (CO) dari biogas, beberapa strategi dapat diterapkan: Pertama, Optimalisasi Proses Anaerobik: Memastikan kondisi anaerobik yang ideal dalam tangki fermentasi dapat membantu mengurangi produksi CO. Pengendalian suhu, pH, dan rasio bahan baku sangat penting. Kedua, Penggunaan Teknologi Pemisahan Gas: Teknologi seperti absorpsi dan adsorpsi dapat digunakan untuk memisahkan CO dari campuran gas biogas, sehingga meningkatkan kemurnian metana yang dapat digunakan. Kempat, Penerapan Bioreaktor yang Efisien: Menggunakan desain bioreaktor yang efisien, seperti bioreaktor membran atau bioreaktor fase padat, dapat meningkatkan konversi limbah menjadi biogas, mengurangi emisi CO. Kelima, Integrasi dengan Sistem Energi Terbarukan: Menggabungkan biogas dengan sumber energi terbarukan lain (seperti solar atau angin) untuk mengurangi ketergantungan pada pembakaran bahan bakar fosil. Kenam,Penggunaan Produk Samping: Menggunakan limbah padat yang dihasilkan dari proses biogas sebagai pupuk organik dapat mengurangi emisi dari pemakaian pupuk kimia yang menghasilkan CO.
Ketujuh, Pengelolaan Limbah yang Lebih Baik: Mengurangi jumlah limbah yang dibakar atau dibuang ke tempat pembuangan akhir, yang sering menghasilkan emisi CO, dengan memaksimalkan pemanfaatan limbah organik untuk produksi biogas. Kedelapan, Penelitian dan Inovasi: Mendorong penelitian untuk menemukan metode baru dan teknologi yang lebih efisien dalam mengelola emisi gas rumah kaca dari biogas. Moga bermanfaat****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H