Menurut Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Edi Wibowo, yang menyampaikan informasi dalam acara Bioshare Series #8 secara virtual, target kontribusi biogas dalam bauran energi nasional sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) adalah sebesar 489,8 juta m pada tahun 2025. Namun, hingga September 2022, pencapaiannya baru mencapai 32,47 juta m atau sekitar 6,5%.
Edi menjelaskan bahwa biogas dihasilkan melalui proses fermentasi oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerob dan merupakan salah satu sumber EBT yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Pemanfaatan biogas dapat membantu mengurangi masalah lingkungan, seperti emisi gas rumah kaca, pengolahan limbah dari industri, perkebunan, dan pertanian, serta pencegahan pencemaran air, tanah, dan udara, sekaligus berfungsi sebagai sumber energi terbarukan.
Pemerintah tengah berupaya mengembangkan biogas menjadi biometana, yang bisa digunakan untuk pembangkit listrik, substitusi bahan bakar diesel di PLTD, bahan bakar gas untuk transportasi, serta pengganti LPG bagi UMKM dan industri, serta melengkapi gas bumi melalui jaringan pipa.
Untuk mempercepat pengolahan dan pemanfaatan biogas di skala industri, Kementerian ESDM telah menyusun standar, termasuk SNI 8019 tentang mutu biogas bertekanan. Mereka juga bekerja sama dengan Kementerian Investasi/BKPM untuk merumuskan norma, standar, prosedur, dan kriteria perizinan pengolahan biogas. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 35203 telah diterbitkan dan dapat diakses melalui sistem Online Single Submission (OSS) untuk mempermudah proses perizinan.
Selain itu, Kementerian ESDM aktif menjalin kerja sama dengan mitra untuk mengembangkan proyek pemanfaatan biometana, termasuk melalui studi kelayakan, analisis ekonomi, kajian kebijakan, serta analisis bahan baku biometana, terutama untuk CBG.
Pemerintah berharap dalam waktu dekat, biometana, khususnya dalam bentuk CBG, dapat menggantikan gas bumi dan LPG non-subsidi untuk sektor industri dan komersial. Proyek Bio Compressed Natural Gas (BioCNG) yang memanfaatkan limbah pertanian diharapkan dapat membantu industri pertanian dan perkebunan mengurangi emisi karbon, mengatasi masalah limbah, dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan, sebagai langkah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta mendukung upaya dekarbonisasi dan ekonomi sirkuler menuju energi hijau yang berkelanjutan.
Produksi biogas memang sejatinya perlu digalakan, karena limbah pertanian dan peternakan sangat melimpah, cara membuatnyapun tidak terlalu rumit. Cara membuatnya bisa  diskasikan  diberapa cannel  youtube.Â
NET ZERO EMISSIONS PADA 2050 SCANARIO
Menurut skenario IEA untuk Net Zero Emissions pada 2050, produksi biogas perlu meningkat empat kali lipat pada tahun 2030. Meskipun kami memperkirakan pertumbuhannya akan meningkat dari 19% antara 2017-2022 menjadi 32% pada 2023-2028, laju yang lebih tinggi masih diperlukan untuk mencapai tujuan Net Zero pada 2030. Biogas merupakan teknologi yang sudah matang dan merupakan sumber energi yang layak untuk memasak dengan bersih. Selain itu, biogas dapat digunakan sebagai sumber listrik rendah emisi yang dapat diandalkan, yang akan semakin penting seiring dengan berkembangnya energi terbarukan variabel seperti angin dan matahari.
Oleh karena itu, semua negara perlu melakukan upaya besar untuk melampaui proyeksi produksi biogas dan mencapai jalur Net Zero. China dan India harus mempercepat pengembangan rantai pasokan bahan baku di sektor pertanian, peternakan, dan limbah kota, serta menawarkan insentif yang lebih menarik untuk membuat produksi biogas secara ekonomi lebih menguntungkan. Kecepatan pengembangan infrastruktur jaringan gas yang krusial dan fasilitas penggunaan akhir terkait juga akan mempengaruhi pertumbuhan. Negara-negara Eropa perlu meningkatkan upaya mereka untuk memastikan bahwa insentif bagi investor tetap menarik dalam sistem tender yang baru, mengingat adanya alokasi yang tidak lengkap dalam beberapa lelang terbaru. Wilayah lain dengan potensi biogas yang kuat, seperti Amerika Latin dan Asia Tenggara, dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan global jika mendapatkan dukungan publik yang cukup untuk memulai pengembangan sektor ini.