Aktivitas antijamur dari ekstrak metanol dan fraksi terisolasi dari tanaman P. alba dinilai menggunakan uji pengenceran standar dengan media agar Mueller-Hinton (MH). Zona penghambatan dibandingkan dengan antibiotik standar siprofloksasin (5 mg/cakram) menggunakan metode difusi cakram. Aktivitas antijamur juga dinilai dengan teknik pengenceran standar menggunakan media agar dekstrosa Sabouraud, dan hasilnya dibandingkan dengan standar Clotrimazole (125 mcg/ml).
Fitokonstituen
P. alba memiliki berbagai fitokimia bioaktif seperti sterol, karbohidrat, tanin, triterpenoid, dan glikosida iridoid. Bagian udara dari tanaman, yaitu daun, batang, dan lainnya, dilaporkan mengandung steroid, flavonoid, dan alkaloid. Tanaman ini juga dilaporkan mengandung campuran amirin, -sitosterol, skopotein, isoplumerin, plumeride, plumeride kumarat, dan glukosida plumeride kumarat. Daun segar dan kulit kayunya mengandung plumeride, asam resin, dan fulvoplumierin, campuran terpenoid, sterol, dan plumeride. Kulit kayu tanaman ini mengandung iridoid sitotoksik, fulvoplumierin, Allamcin, Allamandin, 2,5-dimetoksip-benzoquinon, plumericin, dan lignin liriodindrin. Kulit akar P. alba menunjukkan keberadaan iridoid, tanin, dan alkaloid. Kulit P. alba mengandung alkaloid, karbohidrat, flavonoid, senyawa fenolik, dan tanin. Tanaman ini dilaporkan memiliki khasiat sebagai obat yang mengandung amirin asetat, campuran amirin, -sitosterol, skopotein, serta iridoid seperti isoplumerin, plumeride, plumeride kumarat, dan glukosida plumeride kumarat. Minyak bunga terutama terdiri dari alkohol primer seperti geraniol, citronellol, farnesol, dan alkohol fenil etil, serta beberapa linalool. Bunga mengandung quercetin dan kaempferol.
Penggunaan
Berbagai bagian dari P. alba diyakini bermanfaat dalam mengatasi berbagai penyakit, antara lain malaria, kusta, rematik, dan tumor abdominal. Getah susu dari batang dan daun diterapkan pada penyakit kulit seperti herpes, skabies, dan luka. Kulit kayunya digunakan sebagai plester untuk tumor keras, sedangkan bijinya berfungsi dalam hemostasis, sementara lateksnya digunakan sebagai purgatif, tonik jantung, diuretik, dan hipotensif. P. alba juga digunakan dalam pengobatan luka, herpes, skabies, dan bijinya memiliki sifat hemostatik. Kulit kayunya dihancurkan sebagai plester untuk tumor keras.Moga bermanfaat ****
Daftar Pustaka
Sura, J., Dwivedi, S., & Dubey, R. (2018). Pharmacological, phytochemical, and traditional uses of Plumeria alba LINN. an Indian medicinal plant. Journal of Pharmaceutical and BioSciences, 6(1), 1.
Devprakash, T. R., Gurav, S., Kumar, G. P. S., & Mani, T. T. (2012). An review of phytochemical constituents and pharmacological activity of Plumeria species. Int. J. Curr. Pharm. Res, 4(1), 1-6.
Souza, B. S., Sales, A. C. S., Moita, L. A., Oliveira, N. V. D. M., Silva, F. D. S. D., Barbosa, M. S., ... & Oliveira, J. S. D. (2024). Plumeria species: a review of morphology, traditional uses, phytochemicals, and pharmacological activities. Indian Journal of Traditional Knowledge (IJTK), 23(9), 882-897.
PR, S., Patil, P. S., & Bairagi, V. A. Phytopharmacological Review of Plumeria species.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H