Bunga jepun atau kamboja memiliki nama ilmiah Plumeria, juga dikenal sebagai frangipani, adalah genus tanaman berbunga dalam subfamili Rauvolfioideae, dari keluarga Apocynaceae. Kebanyakan spesiesnya adalah semak deciduous atau pohon kecil. Spesies ini berasal dari wilayah Neotropis (di Meksiko, Amerika Tengah, dan Karibia, serta sejauh selatan ke Brasil dan sejauh utara ke Florida di Amerika Serikat), tetapi sering ditanam sebagai tanaman hias kosmopolitan di daerah tropis, terutama di Hawaii, serta di iklim gurun panas di Semenanjung Arab dengan irigasi yang tepat.
Genus Plumeria dinamai untuk menghormati ahli botani Prancis abad ke-17 dan biarawan Katolik Charles Plumier, yang melakukan perjalanan ke Dunia Baru untuk mendokumentasikan banyak spesies tanaman dan hewan. Plumeria juga digunakan sebagai nama umum, terutama di kalangan hortikultura.
Nama "frangipani" berasal dari seorang marquis fiktif abad ke-16 dari keluarga bangsawan Frangipani di Italia, yang menciptakan parfum sintetis mirip plumeria. Nama umum untuk tanaman dalam genus ini bervariasi secara luas sesuai dengan wilayah, varietas, dan selera, tetapi frangipani atau variasi dari tema itu adalah yang paling umum.
Di India timur dan Bangladesh, plumeria secara tradisional dianggap sebagai varietas bunga champak, yaitu golok chapa, yang berarti champaka yang tinggal di rumah surgawi Sri Krishna, seorang dewa Hindu di tingkat tertinggi surga. Di Sri Lanka, bunga ini dikenal sebagai "Araliya" atau "Bunga Kuil". Bunga yang dianggap sakral ini juga dikenal dengan nama gulancha dan kath golap.
Cabang-cabang Plumeria merupakan tanaman sukulen. Batang dan cabang-cabang spesies Plumeria memiliki getah lateks susu yang, seperti banyak Apocynaceae lainnya, mengandung senyawa beracun yang mengiritasi mata dan kulit.
Buah
Pohon plumeria adalah semak kecil atau rendah. Daunnya tumbuh di ujung cabang-cabangnya. Berbagai spesies dan kultivar memiliki bentuk dan susunan daun yang beragam. Daun P. alba sempit dan bergelombang, sedangkan daun P. pudica memiliki bentuk memanjang dan berwarna hijau tua mengilap. P. pudica adalah salah satu jenis yang selalu berbunga dengan daun yang tidak berganti daun dan selalu hijau. Spesies lain yang semi-berganti daun yang mempertahankan daun dan bunga di musim dingin adalah P. obtusa; umumnya dikenal sebagai "plumeria Singapura"
Di Mesoamerika, plumeria telah membawa makna simbolis yang kompleks selama lebih dari dua milenium, dengan contoh mencolok dari periode Maya dan Aztec hingga saat ini. Di antara suku Maya, plumeria telah dikaitkan dengan dewa yang mewakili kehidupan dan kesuburan, dan bunganya juga menjadi sangat terkait dengan seksualitas wanita. Orang-orang yang berbahasa Nahuatl selama puncak Kekaisaran Aztec menggunakan plumeria untuk menandakan status elit, dan menanam pohon plumeria di taman para bangsawan.
Di Filipina, tempat plumeria diperkenalkan pada awal tahun 1560-an dari Meksiko, plumeria dikaitkan dengan kuburan, karena bau bunga yang kuat digunakan untuk menutupi "bau kematian". Asosiasi ini menyebar ke daerah tetangga di Ternate dan ke Malaysia dan Indonesia. Di kedua negara ini, plumeria masih sering dikaitkan dengan hantu dan kuburan. Yangsze Choo dalam novelnya The Night Tiger misalnya menggambarkannya sebagai "bunga kuburan orang Melayu". Plumeria sering ditanam di tanah pemakaman di ketiga negara tersebut. Mereka juga merupakan tanaman hias yang umum di rumah, taman, tempat parkir, dan tempat terbuka lainnya di Filipina. Umat Hindu Bali menggunakan bunga ini dalam persembahan di kuil mereka. Aroma plumeria juga dikaitkan dengan Kuntilanak, roh vampir jahat dari seorang ibu yang sudah meninggal dalam cerita rakyat Malaysia-Indonesia.