Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Petani - Petani anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tia Rahmania, PDIP dan Satyam Eva Jayate

3 Oktober 2024   14:01 Diperbarui: 3 Oktober 2024   14:50 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tia Rahmania (Sumber; panggungpolitik) 

Teks ini disajikan sebagai dialog antara bijak Saunaka dan bijak Angiras. Mundaka Upanishad ditulis dalam bentuk puisi dengan 64 bait, yang ditulis dalam bentuk mantra. Namun, mantra ini tidak digunakan dalam ritual, melainkan digunakan untuk pengajaran dan meditasi tentang pengetahuan spiritual.

Mundaka Upanishad terdiri dari tiga Mundakam (bagian), masing-masing dengan dua khandas (seksyen). Mundakayam pertama, menurut Roger, mendefinisikan ilmu "Pengetahuan Tinggi" dan "Pengetahuan Rendah", dan kemudian menyatakan bahwa tindakan persembahan dan pemberian suci adalah sia-sia, dan tidak mengurangi ketidakbahagiaan dalam kehidupan sekarang atau yang akan datang, melainkan pengetahuan yang membebaskan. Mundakam kedua menggambarkan sifat Brahman, Diri, hubungan antara dunia empiris dan Brahman, serta jalan untuk mengenal Brahman. Mundaka ketiga mengembangkan ide-ide dalam Mundakam kedua dan kemudian menyatakan bahwa keadaan mengetahui Brahman adalah keadaan kebebasan, tanpa rasa takut, pembebasan total, kemandirian, dan kebahagiaan.

Beberapa cendekiawan menyarankan bahwa bagian-bagian dalam Mundaka Upanishad menyajikan teori panteisme.

Dalam beberapa literatur dan komentar India sejarah, Mundaka Upanishad termasuk dalam kanon beberapa Upanishad yang terstruktur dalam bentuk bait yang secara kolektif disebut "Mantra Upanishad" atau "Mantropanishad"

Lalu, bagaimana nasib Tia Rahmania dalam mencari kebenaran? Siapa yang bersalah dan siapa yang benar, itu selalu diikuti  kebenaran untuk mendapatkannya diperlukan usaha.  Saya kutipan kata bijak dalam bahasa Inggris" No one has the ability to do something perfectly. But each person is given a lot of opportunities to do something right.- Tidak seorangpun punya kemampuan untuk melakukan sesuatu yang sempurna. Tapi setiap orang diberi banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu yang benar. Moga bermanfaat ****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun