Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Hidup Damai

17 September 2024   12:14 Diperbarui: 17 September 2024   12:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup memang  multidimensi

Hadir dengan beragam corak , dan itu bisa dimaknai

Dibingkai itu, terasa pelukan pagi yang lembut,  memberikan pesan

Kesejukan embun yang  menyapa setiap insan. 

Lalu, Kedamaian terukir dalam setiap hembusan angin selatan

Menari di antara daun-daun yang tenang untuk mengurai untuk menyapa  keindahan

Langit biru membentang luas, seluas mata memandang

Seolah mengajarkan arti kebebasan yang tak pernah pudar

Di bawahnya, kita berjalan perlahan, sambil terantuk dalam kesunyian  

Menyusuri jalan-jalan setapak  dan bersahaja.

Di tengah hiruk-pikuk dunia, dengan ritme yang semakin menanjak

Ada ketenangan dalam kesederhanaan,  yang menggema dalam semilir suara hati

Di dalam tawa sederhana anak-anak,  yang lucu seperti kertas putih

Di dalam senyum yang tak pernah pudar, tergurat makna  sangat dalam.

Mari kita peluk setiap momen,  dengan kepasrahan

Seperti kembang yang mekar lembut,  menyambut sinar Mentari pagi

Jangan biarkan waktu mengusik ketenangan pikiran  

Biarkan hati menjadi rumah bagi kedamaian untuk menggapai sebuah impian

Saat senja menggelapkan langit ini, mulai merebahkan asa

Biarkan bintang-bintang menjadi pemandu untuk sketsa impian

Dalam setiap langkah, mari kita cari,  dan cari bahwa hidup penuh mujisat

Rasa damai yang tak ternilai harganya, mencuat dalam narasi kehidupan

Hidup ini seperti alunan melodi,  membangun Simponi kehidupan

Kadang riuh, kadang lembut,  mengiringi suara ritmis detak jantung

Tapi di dalamnya ada harapan tersembul indah nan menawan, 

Untuk menemukan vibrasi kedamaian sejati.

(Sambangan, 17 September 2024)

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun