Hidup memang  multidimensi
Hadir dengan beragam corak , dan itu bisa dimaknai
Dibingkai itu, terasa pelukan pagi yang lembut, Â memberikan pesan
Kesejukan embun yang  menyapa setiap insan.Â
Lalu, Kedamaian terukir dalam setiap hembusan angin selatan
Menari di antara daun-daun yang tenang untuk mengurai untuk menyapa  keindahan
Langit biru membentang luas, seluas mata memandang
Seolah mengajarkan arti kebebasan yang tak pernah pudar
Di bawahnya, kita berjalan perlahan, sambil terantuk dalam kesunyian Â
Menyusuri jalan-jalan setapak  dan bersahaja.
Di tengah hiruk-pikuk dunia, dengan ritme yang semakin menanjak
Ada ketenangan dalam kesederhanaan, Â yang menggema dalam semilir suara hati
Di dalam tawa sederhana anak-anak, Â yang lucu seperti kertas putih
Di dalam senyum yang tak pernah pudar, tergurat makna  sangat dalam.
Mari kita peluk setiap momen, Â dengan kepasrahan
Seperti kembang yang mekar lembut, Â menyambut sinar Mentari pagi
Jangan biarkan waktu mengusik ketenangan pikiran Â
Biarkan hati menjadi rumah bagi kedamaian untuk menggapai sebuah impian
Saat senja menggelapkan langit ini, mulai merebahkan asa
Biarkan bintang-bintang menjadi pemandu untuk sketsa impian
Dalam setiap langkah, mari kita cari, Â dan cari bahwa hidup penuh mujisat
Rasa damai yang tak ternilai harganya, mencuat dalam narasi kehidupan
Hidup ini seperti alunan melodi, Â membangun Simponi kehidupan
Kadang riuh, kadang lembut, Â mengiringi suara ritmis detak jantung
Tapi di dalamnya ada harapan tersembul indah nan menawan,Â
Untuk menemukan vibrasi kedamaian sejati.
(Sambangan, 17 September 2024)
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H