Minyak kelapa murni (VCO) dapat diekstrak dari daging kelapa mentah yang dikumpulkan dari kelapa yang sudah matang sepenuhnya. Komposisi asam lemak minyak kelapa terutama asam laurat dan asam miristat, yang berperan bermanfaat dalam menjaga kesehatan manusia. Menurut APCC (2009), VCO harus mengandung 45--56% asam laurat (C12:0); 16--21% asam miristat (C14:0). Penulis Srivastava dkk. (2016) menyatakan manfaatnya karena mengandung sejumlah besar polifenol, tokoferol, fitosterol, polifenol, monogliserida, dan aktivitas penangkal radikal.
Marina dkk. (2009) mempelajari VCO, yang diekstrak melalui metode pendinginan dan metode fermentasi dan dibandingkan dengan minyak RBD (Refined bleached and deodorized oil) untuk sifat antioksidannya. Mereka menemukan kandungan fenolik total dan kapasitas antioksidan yang tinggi (daya pemulungan dan pereduksi), dan menyimpulkan bahwa sifat antioksidan dapat disebabkan oleh fenolik yang ada dalam VCO.
 Dalam proses ekstraksi VCO, sebagian besar fenolik dipertahankan, tetapi dalam minyak kelapa RBD, karena proses pemurnian, senyawa fenolik mungkin hilang atau terdegradasi. Oleh karena itu, VCO ditemukan memiliki aktivitas antioksidan terbesar daripada minyak kelapa RBD. Siddalingaswamy et al. (2011) menyarankan bahwa polifenol dan aktivitas pemulungan radikal secara signifikan lebih tinggi dalam VCO yang diekstraksi panas (HEVCO) karena lebih banyak fenolik yang dimasukkan daripada VCO yang diekstraksi dingin (CEVCO) dan minyak kelapa komersial (CCO). Ia juga mempelajari efek anti-diabetes HEVCO dan CEVCO pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin dibandingkan dengan CCO.Â
Mereka mengamati penurunan glukosa darah secara bertahap pada semua tikus yang diberi makan HEVCO, CEVCO, dan CCO. Namun, penghambatan peroksidasi lipid secara menyeluruh diamati pada kelompok HEVCO sedangkan tidak ada pengurangan signifikan yang terlihat pada kelompok CEVCO dan CCO. Peroksidasi lipid hati juga secara efektif dihambat oleh HEVCO dan CEVCO yang menunjukkan efek anti-diabetes yang lebih baik.Â
Studi yang dilakukan oleh Akinnuga dkk. (2014) menunjukkan penurunan yang signifikan pada konsentrasi TG, TC, LDL, dan VLDL sedangkan peningkatan yang signifikan pada kadar HDL pada tikus diabetes yang diberi diet VCO dibandingkan dengan tikus kontrol diabetes. Penulis menyarankan VCO sebagai terapi karena menurunkan risiko penyakit kardiovaskular yang terkait dengan diabetes melitus.
Studi yang dilakukan oleh Arunima dan Rajamohan (2013) pada VCO untuk potensi antioksidannya terhadap stres oksidatif dibandingkan dengan minyak kopra, minyak zaitun, dan minyak bunga matahari. Tikus yang diberi VCO menunjukkan peningkatan aktivitas katalase, superoksida dismutase, glutathion peroksidase, dan glutation reduktase dalam jaringan.Â
Aktivitas paraoxonase 1 diketahui meningkat secara signifikan pada tikus yang diberi VCO dan menurunkan pembentukan peroksidasi lipid dan produk oksidasi protein seperti malondialdehid, hidroperoksida, diena terkonjugasi, dan karbonil protein dalam serum dan jaringan. Penulis menyimpulkan bahwa metode pemrosesan basah yang diikuti untuk ekstraksi VCO mempertahankan polifenol dan tokoferol yang menentukan status antioksidan yang lebih baik dan dengan demikian mencegah oksidasi lipid dan protein.
Nurul-Iman dkk. (2013) mempelajari efek VCO pada tekanan darah pada tikus yang diberi minyak kelapa sawit yang dipanaskan lima kali (5HPO4). Menurut penelitian, tikus yang diberi 5HPO4 menunjukkan produksi radikal bebas yang berlebihan menyebabkan kadar oksida nitrat plasma yang lebih rendah, penurunan ketersediaan oksida nitrat ini menyebabkan tekanan darah tinggi, dan produk toksik yang dihasilkan dalam minyak yang dipanaskan mengganggu keseimbangan endotelium.Â
Dari penelitian ini, hasilnya menunjukkan bahwa suplementasi VCO pada tikus yang diberi 5HPO4 secara signifikan meningkatkan kadar oksida nitrat plasma dibandingkan dengan kelompok yang diberi 5HPO4, sehingga menurunkan peningkatan tekanan darah, dan meningkatkan reaktivitas vaskular. Temuan tersebut mengungkapkan dan penulis berpendapat bahwa antioksidan yang ada dalam VCO memainkan peran yang bermanfaat dalam meningkatkan fungsi endotel. Sebagai alternatif, Kamisah et al. 2015 mempelajari peran kardioprotektif VCO pada tikus Sprague Dawley hipertensi yang diinduksi diet minyak kelapa sawit yang dipanaskan. Minyak kelapa sawit yang dipanaskan yang disuplemenkan dengan VCO secara signifikan mengurangi tekanan darah sistolik jika dibandingkan dengan tikus yang diberi HPO4.
KESIMPULAN
Seperti yang telah dibahas, kelapa dan produk sampingannya seperti air kelapa, daging parut, susu, dan minyak kaya akan nutrisi, memiliki khasiat obat dan antioksidan yang membuatnya menjadi pilihan utama untuk dikonsumsi manusia dengan menunjukkan berbagai potensinya dalam peningkatan kesehatan. Pada tahap ini, di antara berbagai metode ekstraksi minyak, metode yang paling efisien adalah metode sentrifugasi dingin (5 C) yang menghasilkan perolehan minyak tertinggi sekitar 92%, sedangkan perlakuan pH (pH3 asam) menghasilkan perolehan minyak 86%, dan perlakuan termal (90 C) menghasilkan perolehan minyak 86%, diikuti oleh metode enzimatik yang menggunakan enzim hidrolitik galaktomanase juga menghasilkan perolehan minyak 86%. Dari penelitian sebelumnya, minyak kelapa terungkap karena efeknya yang netral terhadap kolesterol darah dan penyakit terkait jantung, sedangkan VCO yang kaya akan fenolik berfungsi sebagai minyak makanan yang sangat baik.Â