Malam ini, aku mendengar kepak kelelawar
Mengais  Di antara  rimbunan  dedaunan mangga,
Berayun diterpa angin dingin pegunungan selatan
Susana itu membuat hatiku kelu
Menatap malam  sepi ditemani bintang  gemintang, temaraman cahaya bulan sabit
Wajahmu berbinar , hadir dalam benak,
Bak bunga anggrek bulan di pematang sawah
Mengukir selaksa senyum , bergelayut dalam remah cahaya bulan.
Kesedihan tak tertahan sebab tak ada khabar yang indah.
Pemutusan aliran asa tak terbendung,
Dan menyisakan kepedihan yang dalam
Berhenti dalam kesiasian, aku tak tahu salah
Aku berganti  pikiran, untuk sebuah cita-cita
Diakhir masa -masa  pengabdian ini
Bumi masih menyisakan suluh untuk aku berdenyut.
Karena masih ada mata, karena masih ada  jemari lentik
Untuk menari  dengan  Desah nafas diantara detak-detak  huruf
Menulis sebuah pesan, bahwa aku masih bernyawa
Aku berjanji selalu hadir untuk pesan yang hangat
Diantara jutaan huruf dalam rasa dan karsa
Aku ingin hadir nanti hidup tanpa badan
Menyejarah, sebagai nisan
Singaraja, 10 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H