Mohon tunggu...
Pena_Angkasa
Pena_Angkasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

membaca/ intropert

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah Terindah Hari Itu

3 Mei 2023   17:42 Diperbarui: 3 Mei 2023   17:50 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Mari masuk, Mba, shalat sudah mau dimulai" ajak seorang wanita yang berpakaian lebar dengan sebuah kain yang menutupi wajahnya dan hanya menyisakan celah untuk kedua matanya, terlihat dari kedua matanya kalau ia sedang tersenyum.

Sakura hanya tersenyum dengan menunjukkan giginya, ia kebingungan untuk menjawab pertanyaannya." Saya bukan muslim, Mba" ucap Sakura pada akhirnya.

Sontak ia sangat terkejut dengan pernyataan Sakura, " lalu buku itu?" Ucapnya sambil menunjuk buku sungguh engkau lebih cantik dengan hijab yang di pegang oleh Sakura. Ia hanya menggaruk bagian belakang kepala tanpa menjawab pertanyaannya.

Karena salat sudah dimulai, wanita bernama Ainun pamit untuk pergi.

Sakura masih duduk termenung sambil menatap jilid buku yang dipegangnya. Ia sangat penasaran dengan agama Islam, bahkan ia sering melihat kegiatan komunitas Islam di kampusnya dari kejauhan. Suatu hari, ia pernah mendengar kisah Umar bin Khattab dari sebuah siaran radio Islam, " Ada apa dengan Islam? Hati umar yang konon katanya keras bisa luluh dengan ayat dari kitab yang mereka sebut Al Quran, lalu kenapa ia merasa tenang saat mendengar suara adzan?" Pikirnya.

Sakura membuka dan membaca buku berwarna merah muda itu," O seperti ini yah cara Islam menjaga wanita" gumamnya.

Tak lama kemudian Ainun Kembali menghampirinya  "Masih disini kak?" Ucapnya sambil tersenyum, lalu ia duduk disamping Sakura. "maaf Kak, aku penasaran kenapa kakak disini? Dengan memegang buku itu pula" sambungnya.

Sikap Ainun yang tenang, membuat Sakura menceritakan apa yang dirasakannya saat mendengar adzan. "Kakak mau mengenal Islam bersama saya?" Ainun bertanya sambil meletakan kedua tanganya diatas tangan Sakura. Entah kenapa Sakura dengan cepat menganggukan kepala sebagai tanda persetujuanya, sehingga mereka bersepakat untuk bertemu setiap sore di masjid ini.

 Malam telah tiba, namun  Sakura tidak bisa tidur karena ia masih meragukan keputusannya untuk mencoba mengenal Islam.

"Treng..." terdengar pecahan piring dari dapur.

"Selalu begini, pasti bertengkar lagi, mereka jarang berada dirumah, sekalinya dirumah pasti bertengkar" ucap Sakura sambil menutup kedua telinganya dengan bantal, seakan pertengkaran ayah dan bundanya adalah hal yang biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun