[caption caption="Ali BD for NTB 1"][/caption]Mengapa Syahdi Janap menjadi ukuran hujatan untuk Ali BD?. Pertanyaan ini mengawali kajian Pilkada Lotim 2018 dan Pilkada NTB 2018, yang berawal dari pengamatan dialog terbuka Pilkada Lotim dan NTB disini. Malas Mengklik?. Link tersebut akan membawa pembaca kepada sebuah forum dialog di medsos bernama Forum Dialog Peduli Lombok Timur.
Syahdi Janap dalam pandangan penulis adalah oknum korban dari kelemahan Ali BD. Syahdi Janap dalam hal ketabahan hampir setara dengan Ali BD. Pasalnya siapa yang tak sakit hati. Salah satu potret karakter orang kepercayaan Ali BD itu bisa dilihat dari contoh korban Syahdi Janap yang namanya diplesetkan oleh PEMIMPIN di Dinas Dikpora Lombok Timur menjadi Syahdi Jahannam di depan para guru. Enam huruf “IRONIS”.[caption caption="Relawan Ali BD #NTB 1, TGB #R1"]
Tapi bagi Syahdi Janap, membaca dukungannya kepada Ali BD. Syahdi Janap bisa dijadikan sebagai contoh bahwa “Ali BD dibenci tapi juga dirindukan”.. Tambahan amunisi terkait Ali BD. Hujatan kepadanya edisi Pilkada 2018 lebih ringan dari pada edisi 2008 lalu dan juga pada moment 2013 ketika sejarah membuktikan bahwa Ali BD mayoritas di hati Rakyat.
Bahwa Ali BD meski dicaci tua renta dan sering cuci darah. Dilaporkan dan di demo korupsi berulang kali, tapi toh “Pelisak Leq Bawon Batu, Mun Ku Ndek Gitak Ndekq Sadu”. Mau bandingkan Ali BD dengan siapa dari bukti fisik dan manfaat kebijakannya. Silahkan baca dengan Nurani demi mayoritas bukan kekecewaan Minoritas.
Maka Syahdi Janap adalah cermin untuk siappun yang kecewa. Dari statemn Syahdi Janap yang dimutasi, dicaci dan terkesan tidak dilirik Ali BD; dengan hati terbuka, membuka mata membuka hati, beliau kagum sama Ali BD, berikut pernyataan Syahdi Janap :
UNTUK SAUDARA-SAUDARAKU YANG SERING MENGHUJAT Syahdy Janap
Tanpa membuang rasa hormat, sy ingin membuat pernyataan resmi, bwh apapun yang sdr busukkan kepada saya tentang keberadaan sy selaku pendukung Bp. Ali BD pada Pilkada Lalu silahkan saja, selama anda merasa bahagia.
Tapi perlu sy ingatkan, bwh sy mendukung Bp. Ali BD pd pilkada lalu adlh karena keihlasan dan kesadaran berdasarkan keilmuan dan bisikan nurani yg sy punya. Oleh karena itu kekaguman saya secara pribadi kpd bliu Bp Ali BD tdk akan pernah bisa sdr2 lunturkan, atau usaha saudara utk menggerus sy agar berada di sisi yg sama dgn sdr2 utk membenci Ali BD tdk akan pernah sy ikuti.
Diberhentikannya sy atas jabatan yg pernah sy amanahi sy yakini bukan karena Bp. Ali BD membenci saya, tapi itu karena takdir saya dn pertimbangan bliu bahwa masih ada or yg lebih hebat, lebih cerdas, dn lebih menjanjikan kesuksesan dr pd saya. Selaku or yg menyadari itu maka sy sedikitpun tdk merasa sedih dan gusar, sebb keihlasan telah membuat sy utk rela menyerahkan jabatan pd or yg lebih layak, utk kemajuan bersama. Dan kesadaran sy, bahwa menjadi orang yg bermanfaat itu tidak harus menjadi pejabat.
Jadi sdr Muhamad Ali Abdul Fathurrahman Baiq Fitrida dll jgnlah jadikan pristiwa itu utk membenturkan sy. Adapun kritik saran yg sering sy berikan kepd sebagian pejabat lotim ini, semata2 utk kemajuan lotim secara menyeluru.
Sekali lagi, hentikanlah provokasi dan upaya penggiringan kpd sy untuk membenci Bp. Ali Bd.
Sekian.......
Bravo ALI BIN DACHLAN[caption caption="Kaper Buku Setengah Layar Post Syahdi Janap"]
Suka · Balas · 1 · 9 jam
Komentar 2. Alia Muzaiyanah Syafrianita Qiqiqiqiqiqiqiq, eeemmmmmmhhhh
Mengungkapkan kegalauan dgn cara seperti ini bagus juga, menutupi awan tebal di langit jingga
Suka · Balas · 1 · 8 jam
Komentar 3: Alfan Alfonso Masbagek
Suka · Balas · 2 · 8 jam
Komentar 4 Murtindih Farm'r emang apa kegagalan ABD yg seperti menyiratkan penyesalan pak SJ mendukung dan memilihnya.
atau mungkin hanya terbawa dinamika di Sosmed?
tmn dari temen saya aja gak nyesel mikih dia walaupun banyak harapannya yg gak bisa dilaksanakan ABD.
pndapat prorangan kok jadi acuan, napa atuh?
Suka · Balas · 2 · 8 jam
Komentar 5 : Syahdy Janap Ali bd, tdk terlihat gagal, malah dlm pandangan sy bliu sukses dlm angka rata2, sdr Alia Muzaiyanah Syafrianita, baca2 baik2 dn analisis dgn intelektual yg benar, dr apa yg tygg tulis. Tdk tersurat ungkapan atau semacam makna pragmatis galau dlm tulisan tygg di atas, ok
Suka · Balas · 2 · 8 jam
Komentar 6 : Apenk Aldikara Lalu Kalau sy menilai Ali BD ingkar janji terhadap Janji Politiknya, lalu sekarang mau jadi colon gubernur NTB, sdh sempuh mendingan istirahat saja, dan menjadi penasehat generasi dibawahnya.
Suka · Balas · 1 · 7 jam
Komentar 7 : Syahdy Janap Hehe..... Kita semua memiliki hak dlm kesetaraan utk menilai kinerja pemerintah kita, berdasarkan aspek dn sisi yg kita amati, tpi jgnlah karena haltersebut membuat kita menjustifikasi salah atau bodoh atas penilaian or yg kebetulan bersebrangan dgn kita
Suka · Balas · 3 · 7 jam
Bukan hanya Syahdi Janap yang menjadi contoh. Saya pernah bertemu dengan hacker yang dulu banyak saling serang ketika musim kampanye dan sempat membuat salah satu admin Forum Dialog Peduli Lombok Timur kebobolan karena terlalu banyak menghujat Ali BD. Bayangkan bagaimana capeknya pigur itu, tapi tak sedikitpun mendapatkan jatah dari Pemerintahan Ali BD.
Dikatakannya, secara pribadi Saya tidak mengharapkan apa-apa dari Ali BD. Saya hanya mengandalkan dan membandingkannya dengan tokoh yang lain untuk Lombok Timur. Ali BD lah yang terbaik, kata hacker sesaat yang membuka usaha mandiri di Kota Santri Anjani itu. Dia seolah menolak kucuran KUPP kah namanya, dan program lain yang bisa menopang usahanya.
Begitu juga dengan mantan Reporter Radio perusahaan Ali BD yang dulu sering di dengar siaran langsung saat kampanye. Meskipun akhirnya dia tersenggol karena kelemahan Ali BD yang percaya jilatan dan mulut ember orang kepercayaannya dan jauh dari layaknya seorang tim sukses, tapi dihatinya pun untuk urusan kepemimpinan Lombok Timur, Ali BD adalah Namber One.
Suara yang sama Saya dengar dari mantan calon legislatif 2014 dari PAN, yang seharusnya kecewa berat dan melawan Ali BD. Dimana Ali BD diikhlaskannya tidak membantunya ketika menjadi calon Legislatif. Dan gagal menempati kursi empuk itu. Tokoh ini juga terlihat bahwa Tanah dan Batu-Bata yang digadai untuk mobilisasi pribadi saat kampanye Alkhaer masih dalam hutang. Tapi Toh Ali BD tetap dihatinya.
Sambil menunggu Pilkada 2018, Baik pendukung dan para antimen/antiwati Ali BD, mari kita bernyanyi dan mencoba mengakui, Ali BD meskipun penuh hujatan tapi ada miripnya dengan lagu dibawah ini.
ANTARA BENCI DAN RINDU
Lagunya Ratih Purwasari
Yang… Hujan turun lagi dibawah payung hitam kau berlindung
Yang… ingatkah kau padaku dijalan ini dulu kita berdua basah tubuh ini, basah rambut ini
kau hapus dengan sapu tanganmu
Yang… rindukah kau padaku tak inginkah kau duduk disampingku kita bercerita tentang laut biru disana harapan dan impian
ref:benci…benci… tapi rindu jua…memandang wajah dan senyummu sayang rindu…rindu… tapi benci jua…bila ingat kau sakiti hatiku antara benci dan rindu disini membuat mataku menangis
Yang… pernahkah kau bermimpi kita bersatu bagai dulu lagi tak pernah bersedih tak pernah menangis seperti saat rindu begini
Yang…hujan turun lagi ketika kulewati jalan
iniaku ingat engkau yang basah tubuhmu basah rambutmu
kuhapus dengan sapu tanganku
Yang…akupun rindu padamu akupun ingin duduk disampingmu kita bercerita tentang laut biru tentang langit biru disana tumpuan dan harapan
Nyambung tidak nyambung, tapi demikianlah Ali BD, Dibenci..benci,,, tapi Rindu Jua dan Kini, hujatan kepada Ali BD kembali menggaung. Contoh diatas memang tak punya masa tapi sekiranya itulah gambaran simpatisan Ali BD yang dianggap kecewa. Saran Saya sebagai rakyat yang mencoba independen. Untuk orang – orang dekat Ali BD dan orang – orang yang pernah dibesarkan melalui perantara Ali BD, cobalah masuki hati Ali BD bukan sebatas untuk kepentingan jabatan Anda.
Perhatikanlah Dinas-dinas strategis / instansi strategis yang mengayomi kebutuhan mayoritas rakyat. Cukup jual gengsi, cukup balas jasa, cukupkan hal-hal yang tidak usah kita MUNAFIKKan-lah. Perhatikan siapa tangan Ali BD disana. Contohnya di Dinas Dikpora, kasian pendidikan jika Oknum Kepala dan Oknum Sekretarisnya masih disana. Ini semua demi mayoritas, dengarkan apa kata mereka dan lihat nyatanya.
Pilihkan kami orang-orang hebat dan inovatif, sebagaimana Ali BD memilihkan Asrul Sani untuk Instansi Kesehatan. Usulkan Kami tokoh-tokoh hebat sebagaimana Dewanto Hadi di Bappeda Lotim. Usulkan kami Birokrat-birokrat cerdas sebagaimana Ibu Hj. Miftahul Wasli di PPKA.
Salam Kami untuk orang-orang dekat Ali BD yang masih idealis, yang informasinya ada ada di Radio Labuan Haji, yang ada di Yayasan apa namanya di Kelayu, yang ada di Banknya dan yang ada di TV Lokal Lombok Timur. Jangan hanya bernyanyi, bersiul dan beromdo raos saja. Kasian NTB, jika salah memilih pemimpin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H