Mohon tunggu...
Muhammad Ana Nasarudin
Muhammad Ana Nasarudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Literasi, Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Psikologi Pendidikan: Hubungan Konsep Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Berdasarkan Teori Hurlock

12 Desember 2024   20:41 Diperbarui: 12 Desember 2024   22:27 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laporan Dokumentasi Wawancara Psikologi Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa konsep diri positif dan konsep diri negatif pada seorang siswa yang penulis wawancarai menunjukkan bahwa dia belum benar-benar memahami tentang konsep diri pada dirinya sendiri. Tetapi bisa penulis deskripsikan bahwa siswa tersebut cenderung menyampaikan konsep diri negatif yang dimana faktor penyebabnya itu terdapat pada lingkungan keluarga yang kurang mendukung.

Peneliti mewawancarai seorang siswa bernama Ahmad Zulkarnain kelas X-1 (sepuluh satu) usia 16 tahun dan program peminatan yang diambil adalah peminatan ilmu pengetahuan alam (IPA) di SMA AL-HASRA Depok. Ketika diwawancarai berdasarkan pedoman wawancara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari siswa tersebut; pertama, dia merasa percaya diri saat berada di sekolah dan saat melakukan sesuatu hal yang baru bagi dia. Pengalaman yang bisa membuat dirinya percaya diri yaitu ketika ia berolahraga dan belajar dalam mata pelajaran bimbingan konseling.

Kemudian ia merasa senang ketika belajar pada mata pelajaran bimbingan konseling karena guru dalam menyampaikan materi beserta tugasnya mudah dimengerti. Menurutnya mata pelajaran bimbingan konseling ini hanya membahas tentang kehidupan sehari-hari, mencari tahu tentang dirinya yang merasa terus gagal dalam pelajaran dan mengajarkan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan olehnya. Lalu dalam olahraga atau pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PENJASORKES), dirinya sangat senang ketika mata pelajaran tersebut terlebih ketika ada materi atau pertandingan bulu tangkis, karena bagi dia olahraga tersebut adalah hobinya.

Selanjutnya, ketika ia menghadapi kegagalan dalam belajar ia mencoba untuk belajar semampu dia dan semaksimal mungkin yang ia bisa. Namun, pada kenyataannya dia tetap saja tidak bisa mendapatkan nilai yang memuaskan atau bahkan paling tidak diatas kriteria ketuntasan minimal dari mata pelajaran yang dipelajarinya. Dalam hal dia memotivasi dirinya ia hanya bisa melanjutkan hari-harinya seperti biasa dan tidak terlalu mempedulikan kegagalannya itu karena tidak menghasilkan nilai yang lebih baik.

Ketika siswa tersebut mengatasi tantangan di sekolah dirinya lebih berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-temannya dari kelas lain. Karena menurutnya di kelas yang sekarang ia dapatkan teman-teman sekelasnya itu lebih pintar dan lebih cerdas daripada dirinya. Maka dari itu ia cenderung memilih banyak berinteraksi dengan teman-temannya di kelas lain yang menurutnya mereka lebih mendukung dan bisa membuat dirinya lebih nyaman ketika dirinya bersama mereka.

Saat siswa tersebut memandang dirinya secara positif ketika menghadapi kekurangan ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-temannya yang menurutnya cocok dan memiliki pandangan yang sama terhadap kekurangannya tersebut. Dia lebih banyak bergaul dengan teman-temannya yang tidak memandang dirinya lemah dan memandang dirinya sama seperti teman-temannya.

Dalam hal membuat tugas, menyelesaikan soal materi, dan memahami materi dirinya merasa tidak pernah paham dan tidak pernah mengerti apa yang disampaikan oleh gurunya pada beberapa mata pelajaran. Dikarenakan sikap gurunya yang cenderung melihat dirinya lemah dalam belajar, tidak mau mengerti dan menuduh dengan hal-hal yang tidak pernah dilakukannya.

Kejadian yang membuat dirinya merasa frustasi lebih tepatnya bukan di sekolah. Tetapi justru ketika dirinya di rumah. Dimana rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman dan paling tenang untuk bisa beristirahat. Tetapi bagi dia rumahnya itu sangat tidak nyaman untuk dijadikan tempatnya beristirahat dari kegiatannya sehari-hari. Ketika dia komunikasi dengan orang tua itu tidak lama, bahkan orangtuanya cenderung membentak dirinya, memarahinya tanpa alasan yang jelas. Hingga kedua orangtuanya bertemu pun mereka tidak bisa berkomunikasi dengan baik, hanya saling menyalahkan satu sama lain. Sehingga dia kurang mendapat kasih sayang, perhatian dan dukungan dari kedua orangtuanya karena mereka juga sangat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Tentunya menjadikan dirinya ketika di rumah hanya bisa diam di kamar atau dia lebih baik pergi keluar rumah bermain dengan teman-temannya di luar rumah.

Hal tersebut juga menjadi faktor penyebab penghambat kemajuan akademisnya dan nilainya yang dibawah kriteria ketuntasan minimal. Selain itu, dari faktor guru-guru yang ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar itu tidak jelas apa yang disampaikan oleh mereka dan cenderung hanya memberikan tugas-tugas tanpa guru-gurunya benar-benar menyampaikan materi dari mata pelajaran yang dipelajarinya.

Ia tidak pernah merasa ragu untuk mencoba melakukan sesuatu hal apapun. Dirinya merasa bahwa yang penting dia sudah mau berusaha dan dia mau mencoba. Bahkan ketikapun nilainya dibawah rata-rata seperti yang sudah dijelaskannya. Karena menurutnya pandangan orang lain tidak begitu berarti tetapi bagaimana dirinya bisa menyatu dengan teman-teman yang berada dalam frekuensi yang sama seperti dirinya.

Kejenuhan dalam belajar yang ia alami yaitu ketika gurunya tidak mengajar dengan baik kepadanya dan tidak memberikan materi yang jelas. Bahkan gurunya tersebut cenderung memandang dirinya negatif dan menuduh hal-hal yang rasanya dirinya tidak pernah melakukannya, tetapi guru tersebut malah menuduhnya. Itulah yang ia alami saat dirinya merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun