Lagipula, meski tidak kenal Pow dan Talking Tom, anak-anak generasi alfa tidak akan gaptek, kok. Karena, gawai-gawai terbaru sudah sangat user friendly. Mudah digunakan, mudah dipelajari, dan mudah dieksplorasi.
Yang perlu kita persiapkan, justru mental dan pengetahuan, agar anak lebih tangguh, tidak mudah terpengaruh, dan terjaga dari kecanduan gadget.
Dan, untuk mewujudkannya, berikut ini 5 skill yang diperlukan generasi alfa sejak usia dini:
1. Mengatur waktu
Dalam pemakaian gawai, kita mengenal istilah "screen time". Untuk anak usia 0-5 tahun, WHO telah mengeluarkan rekomendasi screen time yang dapat Anda baca pada tautan ini: WHO Guidelines
Sementara itu, untuk anak-anak yang lebih besar, mereka perlu berlatih untuk mengatur waktunya sendiri. Dan, orang tua dapat bertindak sebagai pemberi saran atau teman diskusi.
Anak-anak perlu memahami, bahwa waktu sangat terbatas. Setiap jam, menit, hingga detik, begitu berharga dan harus mereka manfaatkan dengan optimal.
Apabila memutuskan untuk main gawai dalam waktu yang lama, ia akan kehilangan kesempatan untuk melakukan hal yang lebih menyenangkan, seperti berenang, ketemu teman, membuat prakarya, dan waktu kebersamaan dengan kedua orang tuanya.
2. Mengendalikan diri
Kita perlu memberi pengertian pada anak-anak generasi alfa, bahwa media sosial, game, dan berbagai platform daring, sengaja didesain oleh orang-orang yang sangat pintar, untuk membuat penggunanya terus-menerus menggunakan gawai [3].
Anak-anak juga perlu mengetahui, bahwa di balik kesenangan dan euforia yang tersaji dalam game dan media sosial, ada orang-orang yang sengaja mengambil keuntungan dari waktu dan perhatian yang kita korbankan.
Sehingga, kita tidak boleh lengah.
Pastikan, anak-anak dapat mengendalikan diri untuk berhenti, ketika telah mencapai batas waktu penggunaan gawai yang telah disepakati. Kita juga perlu mengingatkan, agar anak-anak tidak asal pencet iklan dan hal-hal lain yang belum mereka pahami.