Pesan Aquila menjadi pedoman dalam diagram alir logika dan data yang kini menjadi penggerak entitas En di ranah virtual. Sisa-sisa kemanusiaan Nebula yang baru saja meretas, menafikan kesatuan mereka.
Sinkronisasi sistem yang dilakukan Aquila menampilkan galat besar yang sesungguhnya. Jiwa Nebula meronta dan berlepas dari kekang tubuh En. Kode-kode unik dari pikiran seorang Nebula bergerilya merasuki materi-materi padat, cair, maupun gas di dunia rekayasa milik Bulan Sabit Perak.
Kini, lebih mudah baginya untuk memetakan segala kisah, kejadian, algoritma, dan segala penciptaan dalam realita buatan. Dengan matanya yang tidak lagi berbatas, Nebula berselancar menembus ruang, waktu, dan memori para perempuan.
Sementara En, kian meliar dan kembali tunduk pada kendali sistem yang gagal. Kericuhan yang terjadi akibat perburuan virus OZ dan dualitas Elfat menjadi distraksi.
Demi menelusuri data yang runtut, Nebula menyingkir dan bermain-main dengan dimensi.
Menggunakan kehendak yang memancarkan gelombang otak, Nebula mengubah kode-kode biner yang berhamburan menjadi citra tiga dimensi. Visual paling sederhana yang sanggup dicerna sinapsis manusianya.
Rumah karantina, pemakaman, museum, lautan, pondok-pondok. Kisah cinta dan benci yang fana, ikatan keluarga, virus Baron yang telah terurai dan kandas tergilas, juga ... virus OZ.
Sejenak, ia terpukau pada iterasi program yang menyebabkan kekacauan ini tidak kunjung menemui akhiran.
Pantaslah para perempuan selalu gagal menemukan Geni. Sebelum sistem Bulan Sabit Perak dapat mencapai virus OZ, terbentang halang rintang dari tokoh perempuan dengan cakra merah menyala.
Tidak hanya satu, tapi dua.
Satu perempuan yang berikatan dengan virus OZ, sedangkan satu lagi terus menyilang, menjadi tembok yang menghalangi pertautan mereka.